Page 79 - E-Modul Hidrokarbon & Minyak Bumi
P. 79
Pematangan buah secara buatan
Pernahkah kalian bertanya-tanya
mengapa buah seperti pisang atau
mangga di pasar tampak matang
sempurna, seragam, dan siap
dijual dalam waktu singkat?
Apakah memang matang secara
alami atau ada hal lain dibalikna?
Gambar 1.15 Pematangan Buah
Secara Buatan
Teknik pematangan secara buatan sudah menjadi rahasia umum yang digunakan
petani dan pedagang buah. Metode ini sering digunakan mempercepat proses
pematangan demi memenuhi tingginya permintaan pasar (Kusumiyati et al., 2018).
Selain itu, secara alami, buah matang dengan tingkat yang tidak seragam, sehingga
sulit diperoleh dalam jumlah besar dalam waktu singkat (Mubarak et al., 2021).
Salah satu bahan kimia yang umum digunakan masyarakat dalam pematangan
buah adalah karbit. Karbit dipilih sebagai zat pematangan buah oleh petani karena
mudah didapat dan harganya murah. Karbit atau kalsium karbida (CaC₂), adalah
senyawa kimia yang apabila bereaksi dengan air akan menghasilkan gas asetilen
(C₂H₂), analog dari etilen (hormon pematang buah alami) (Okeke et al., 2022).
Asetilena merupakan salah satu senyawa alkuna yang tidak berwarna dan memiliki
bau yang khas. Gas asetilena inilah yang berperan dalam mempercepat
pematangan buah (Utami et al., 2016).
Pada proses pematangan, karbit dalam bentuk batu/serbuk ditempatkan dalam
karung bersama dengan buah. Pada buah seperti pisang, proses ini biasanya
memakan waktu sekitar 3-4 hari hingga kulitnya berubah menjadi kuning
(Kusumiyati et al., 2018). Namun, dalam beberapa kasus penggunaan karbit ini
ternyata hanya mengubah warna kulit buah saja, sedangkan bagian dalam buahnya
masih mentah (Okeke et al., 2022). Buah hasil karbitan juga cenderung memiliki rasa
yang kurang manis, mudah busuk, dan menimbulkan bercak-bercak pada kulit buah
(Hariyati, 2020).
62

