Page 74 - E-Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
P. 74
dengan menunjukkan hubungan dan niat untuk mempertahankan dalam mempersiapkan
diri menuju kehidupan bersama melalui pernikahan dan hidup berkeluarga.
Kajian tentang perkembangan sosio-emosional pada fase usia dewasa awal ialah:
1) Fase pertama, menjadi orang dewasa dan mulai melangkah untuk hidup mandiri.
Untuk membangun identitas serta membentuk keluarga baru, merupakan realisasi
waktu bagi fase usia dewasa awal dalam menyeleksi diri secara sosio-emosional,
yaitu apa yang akan dibawa dari keluarga asal, apa yang akan mereka tinggalkan,
dan apa yang hendak mereka ciptakan bagi dirinya ketika akan melangkah ke depan
bergabung dalam membina keluarga sebagai pasangan baru melalui pernikahan.
2) Fase kedua, adalah pasangan baru (new couple) dari siklus kehidupan keluarga.
Pasangan baru yang dimaksud adalah keterikatan melalui pernikahan yang sah
antara dua jenis kelamin yang berbeda, berasal dari keluarga dan latar belakang
kehidupan bahkan kebudayaan yang berbeda.
3) Fase ketiga adalah menjadi orang tua dalam kehidupan berkeluarga. Memasuki fase
ini menuntut orang dewasa untuk maju satu generasi dan menjadi pemberi kasih
sayang untuk generasi yang lebih muda. Untuk dapat melalui fase yang panjang ini,
dalam perjalanannya menuntut komitmen waktu sebagai peran orang dewasa
menuju peran sebagai orang tua, serta peran dalam memahami dan menyesuaikan
diri sebagai orang tua yang kompeten dan sumber teladan bagi anak.
C. Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Awal
Havighurst (1961: 259-265) menguraikan tugas-tugas perkembangan masa
dewasa awal, yaitu:
1. Memilih pasangan hidup.
Menurut Norman (1992) pemenuhan kebutuhan merupakan faktor utama dalam
memilih pasangan pernikahan. Kebutuhan individu dapat berlainan satu sama lain,
beberapa orang akan lebih memilih pasangan yang melengkapi dirinya, atau bahkan
memilih pasangan yang sifatnya bertentangan, tapi sebagian besar memilih yang
memiliki kesamaan karakteristik. Istilah “opposites attract” atau daya tarik lawan jenis
biasanya terjadi pada pernikahan yang dilandasi kebutuhan saling melengkapi. Adanya
perbedaan kebutuhan antarindividu dalam pasangan tersebut, yaitu kebutuhan untuk
berperan dominan (memberikan simpati, cinta, dan perlindungan) dan kebutuhan untuk
berperan submissive (memperoleh simpati, cinta, dan perlindungan).
68