Page 42 - Karupet Si anak Ikan Duyung
        P. 42
     terbit, Ajolo sudah sibuk di dapur untuk memasak ubi
            atau keladi. Tidak lupa, Ajolo mengeluarkan hewan-
            hewan  peliharaannya,  seperti  babi  dan  ayam  untuk
            diberinya makan. Seperti kebiasaan perempuan-
            perempuan  Papua,  Ajolo  juga  melakukan  pekerjaan
            di  ladang  untuk  membantu  suaminya  membersihkan
            ladang.
                 Karupet  dan  Ajolo  setiap  hari  menghabiskan
            waktunya di ladang untuk menanam umbi-umbian,
            seperti ubi jalar. Wen yawu istilah untuk kebun ubi jalar
            yang terletak di lereng gunung. Selain itu, Karupet juga
            memangkur sagu untuk memenuhi kebutuhan makan
            mereka. Setelah memangkur sagu, Karupet menyadap
            air nira dengan bambu untuk dibuat tuak.
                 Pada suatu hari menjelang sore, Karupet terkejut
            mendapati bambu yang digunakan untuk menyadap air
            nira telah kosong. “Siapa yang mengambil air niraku?”
            Karupet  bertanya  kepada  diri  sendiri.  “Mungkinkah
            istriku?  Namun,  tidaklah  mungkin  istriku  mengambil
            air nira tanpa seizinku. Pasti ini ada pencuri,” pikirnya.
            Kalau begitu, aku harus tahu siapa yang mencuri air
            niraku ini. Pada malam hari, Karupet duduk di pelepah
                                            32
     	
