Page 2 - alicia-dan-pipinya-yang-tak-selalu-merah
P. 2

Alicia, dan Pipinya yang (Tak) Selalu Merah

                                         oleh:
                                       Rahadi W.



            Alicia! Bayangan wajah dengan pipi yang selalu kemerah-merahan
            itu tiba-tiba menyeruak lagi dalam benakku. Aku tersentak. Heran.

            Mengapa sesuatu yang sudah begitu lama kulupakan tiba-tiba bisa
            muncul kembali. Padahal, demi membuang gambar wajah itu dari

            dinding  otakku,  aku  telah  mengelupas  dinding  itu  begitu  dalam,
            hingga bekas lukanya bertahun-tahun kemudian baru mengering.


                   "Pah, aku takut...," rintih istriku. Ia meremas tanganku kuat-

            kuat.  Aku  tersentak,  lagi.  Kesadaranku  seketika  terseret  kembali  ke
            dunia  nyata.  Kutemukan  lagi  diriku,  sedang  berdiri  di  samping
            pembaringan  istriku.  Lengan  kiriku  merangkul  bahu  kirinya,  dan
            tangan  kananku  menggenggam  jari-jari  tangan  kanannya.  Jari-jari
            tangan  itu,  pada  selang  waktu  tertentu,  mencengkeram  tanganku

            begitu  erat.  Itu  menandakan  ia  sedang  mengalami  kontraksi  di
            perutnya,  yang  mungkin  terasa  begitu  nyeri.  Aku  tetap  memegang
            tangannya,  memberinya  dukungan,  dan  menjaga  agar  ia  tidak
            membuat  jarum  infus  yang  terpasang  di  punggung  tangannya  itu
            terlepas.






            Rahadi W. :  Alicia, dan Pipinya yang (Tak) Selalu Merah   Halaman 1
   1   2   3   4   5   6   7