Page 75 - MEDIA INFORMASI DIGITAL_Neat
P. 75

Versi  kedua  datang  dari  Dewan  Kesenian  Palembang  dan

      beberapa  sejarawan  lokal  yang  meyakini  bahwa  Wayang

      Palembang  telah  ada  sejak  masa  pemerintahan  Aryo  Dilla


      atau Arya Damar. Pada awal perkembangannya, pertunjukan

      wayang  ini  menggunakan  bahasa  Jawa.  Namun,  karena

      tidak  semua  masyarakat  Palembang  memahami  bahasa


      tersebut,  maka  dicarilah  dalang  lokal  yang  mampu

      membawakan  cerita  dalam  bahasa  Palembang.  Ciri  khas

      pertunjukan Wayang Palembang di antaranya menggunakan

      bahasa  lokal,  musik  pengiring  yang  kental  dengan  nuansa


      Melayu,  dan  para  dalangnya  berasal  dari  daerah

      Palembang,                meskipun              alat         musik          pengiring             masih

      menggunakan instrumen khas Jawa (Syarifuddin et al., 2021).












        Keunikan  Wayang  Palembang  terletak  pada  cerita-cerita

        yang  bersifat  lokal  dan  penuh  pesan  moral  yang  hanya

        ditemui  dalam  versi  Palembang.  Selain  itu,  pementasannya


        tidak  menggunakan  sinden  seperti  di  Jawa,  dan  urutan

        kemunculan  tokoh  dimulai  dari  Raja  terlebih  dahulu,  baru

        kemudian  tokoh-tokoh  masyarakat.  Beberapa  nama  dalang

        terkenal dari Palembang antara lain Wak Agus, Abdul Rohim,


        Abdul Abbas, dan Abdul Hanan. Pada masa lalu, kesenian ini

        menjadi  salah  satu  hiburan  utama  bagi  masyarakat

        Palembang (Syarifuddin et al., 2021).




                                                                                                            75
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80