Page 18 - MALIN KUNDANG
P. 18

Kakek itu memukul burung gagak dengan tongkatnya, dan
                                         burung itu menjadi asap. Akhirnya Raden Inu diberitahu
                                         dimana Candra Kirana berada, disuruhnya Raden itu pergi
                                         ke desa Dadapan. Setelah berjalan berhari-hari
                                         sampailah ia ke desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah
                                         gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena
                                         perbekalannya sudah                                  habis.
                   Tapi ternyata ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat tunangannya sedang
                   memasak. Akhirnya sihirnya pun hilang karena perjumpaan dengan Raden Inu. Tetapi pada
                   saat itu muncul nenek pemilik gubuk itu dan putri Candra Kirana memperkenalkan Raden
                   Inu pada nenek. Akhirnya Raden Inu memboyong tunangannya ke istana, dan Candra
                   Kirana menceritakan perbuatan Galuh Ajeng pada Baginda Kertamarta.


                   Baginda minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Galuh Ajeng mendapat hukuman
                   yang setimpal. Karena takut, Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan, kemudian ia terperosok
                   dan jatuh ke dalam jurang. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu
                   Kertapatipun berlangsung. Mereka memboyong nenek Dadapan yang baik hati itu ke istana
                   dan mereka hidup bahagia.



                                     ASAL USUL DANAU TOBA



                   Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin
                   bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari
                   hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah,
                   tetapi ia tetap memilih hidup sendirian.

                                   Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di
                                   sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang
                                   besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat
                                   setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-
                                   goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak
                                   kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
                   Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu
                   berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya
                   bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang
                   menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan
                   bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku."
                   Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu.
                   Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh
                   ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu                             berubah
                   wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23