Page 27 - MALIN KUNDANG
P. 27

erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi ia pun sangat sayang
                   pada suaminya.

                   Akhirnya Putri Bungsu membulatkan tekadnya untuk kembali ke kahyangan. "Kini saatnya
                   aku harus kembali!," katanya dalam hati. Putri Bungsu segera mengenakan
                   selendangnya sambil menggendong bayinya. Datu Awang
                   Sukma terpana melihat kejadian itu. Ia langsung mendekat
                   dan minta maaf atas tindakan yang tidak terpuji yaitu
                   menyembunyikan selendang Putri Bungsu. Datu Awang Sukma
                   menyadari bahwa perpisahan tidak bisa dielakkan. "Kanda,
                   dinda mohon peliharalah Kumalasari dengan baik," kata Putri
                   Bungsu kepada Datu Awang Sukma." Pandangan Datu Awang                      Sukma

                   menerawang kosong ke angkasa. "Jika anak kita merindukan dinda, ambillah tujuh biji
                   kemiri, dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan
                   lantunan seruling. Pasti dinda akan segera datang menemuinya," ujar Putri Bungsu.


                                     Putri Bungsu segera mengenakan selendangnya dan seketika
                                     terbang ke kahyangan. Datu Awang Sukma menatap sedih
                                     dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya
                                     memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa
                                     malapetaka.
                   HIKMAH :
                   Jika kita menginginkan sesuatu sebaiknya dengan cara yang baik dan halal. Kita
                   tidak boleh mencuri atau mengambil barang/harta milik orang lain karena suatu saat
                   kita akan mendapatkan balasannya.



                                                TIMUN EMAS




                   Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat
                   membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang
                   anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan ke
                   raksasa itu untuk disantap. Mbok Sirnipun setuju.
                   Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan
                   dirawat. Setelah dua minggu diantara buah ketimun
                   yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan
                   berkilau seperti emas. Kemudian Mbok Sirni
                   membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya
                   seorang bayi cantik yang diberi nama Timun Emas.
                   Semakin hari Timun Emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa
                   untuk menagih janji. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun Emas, dia mengulur janji
                   agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa, semakin enak untuk disantap,
                   raksasa pun setuju. Mbok Sirnipun semakin sayang pada Timun Emas, setiap kali ia
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32