Page 15 - BAHAN AJAR MONUMEN SEJARAH
P. 15
Masa bermusyawarah para tokoh di Bukittinggi telah selesai dilakukan dan
keputusan untuk membentuk PDRI telah ditetapkan. Langkah selanjutnya adalah
menyusun beberapa anggota cabinet. Namun tidaklah aman apabila tetap di Bukittinggi
pembentukan itu dilakukan, maka sesuai dengan kesepakatan bersama, mereka dengan
segera mengungsi ke daerah lain. Disebutlah daerah itu dengan nama Halaban, pada
saat itu Payakumbuh merupakan “Jalan Keluar” yang paling mungkin untuk meloloskan
diri dari pengejaran Belanda. Akses ke sana pun dapat terbilang dekat dan mudah
ditempuh dengan waktu yang tidak begitu lama. Disinilah tempat yang menjadi titik
awal pengungsian Tokoh-tokoh PDRI dilakukan. Di Halaban Syarifuddin bertemu
dengan rombongan dan tokoh-tokoh lainnya dan kemudian langsung mengadakan rapat
untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di sebuah rumah
didalam kompleks perkebunan the di Halaban, di kaki Gunung Sago, kurang lebih 16 Km
Sebelah Timur Payakumbuh. rapat ini dimulai pada pukul 04.00 tanggal 22 Desember
1948, jam 04.30 pagi rapat telah berhasil mengambil keputusan untuk membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dengan susunan sebagai berikut:
1. Mr. Syafruddin Prawiranegara: Ketua (Perdana Menteri) merangkap menteri
pertahanan, menteri penerangan dan menteri luar negeri.
2. Mr. Teuku Mohammad Hasan: Wakil Ketua, merangkap menteri dalam
negeri, menteri pendidikan dan kebudayaan serta menteri agama.
3. Mr. Sutan Mohammad Rasyid: menteri keamanan, merangkap menteri social,
pembangunan dan perburuhan.
4. Mr. Lukman Hakim: menteri keuangan, merangkap menteri kehakiman.
5. Ir. Mananti Sitompul: menteri pekerjaan umum, merangkap menteri
kesehatan.
6. Ir. Indratjaja: menteri perhubungan, merangkap menteri kemakmuran.
10