Page 13 - Materi Modul Belajar Fonologi Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
P. 13

Dalam pembelajaran fonologi, terdapat berbagai perihal penting yang

                       harus dikuasai. Pengatahuan tersebut tentunya akan lebih banyak mengfokuskan
                       terhadap bunyi bahasa. Dalam ilmu fonologi, hal itu menjadi titik fokus kajian

                       fonetik (phonetics) dan fonemik (phonemics) (Setyaningsih, Rahardi, 2014:5).
                       Dalam studi pembelajaran fonologi mempunyai dua cabang kajian yaitu, kajian

                       fonetik dan kajian fonemik. Menurut Dola (2011: 11), objek kajian fonologi ada
                       dua, yaitu fonetik dan fonemik. Istilah fonetik berasal dari bahasa Inggris

                       phonetics artinya ‘ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan

                       fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar, 1982:12; Marsono, 1989:1). Maka
                       dapat dikatakan bahwa fonetik mempelajari bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat

                       fungsi bunyi-bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa. Sedangkan
                       fonemik mempelajari bunyi-bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi

                       bunyi-bunyi tersebut sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa.

                              Jika dilihat dari perbedaan fonetik dan fonem, titik fokusnya tertuju pada
                       objek kajiannya. Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014:28), fonetik

                       merupakan ilmu bunyi atau fon, sedangkan fonemik adalah ilmu tentang fonem”.
                       Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa fonetik memiliki objek kajian

                       terkait bunyi atau fon, sedangkan fonem memiliki objek kajian tentang fonem.

                       Misalnya dalam kajian fonetik terdapat sebuah kasus, bunyi dari kata [babi],
                       ternyata memiliki kesamaan pelafalan ketika menyebutkan kata [papi]. Jika

                       dianalisis, keduanya memiliki bunyi blabial yaitu pada fonem /b/ dan /p/. Dari
                       contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa bunyi atau fon yang dihasilkan

                       memiliki keterkaitan dengan munculnya fonem di dalam sebuah kata yang
                       memiliki bunyi blabial. Oleh sebab itu, dalam satu kasus, fonetik juga dapat

                       melihat bunyi atau fon di dalamnya, sedangkan fonemik lebih mengutamakan

                       terhadap pembedaan makna. Dalam kajian fonemik, fonem menjadi objek
                       kajiannya. Misalnya terdapat sebuah kata [pepaya] dan [toko]. jika dilihat secara

                       fonetik bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [p] dan [o]. sedangkan jika dilihat
                       secara fonemik, fonem yang dihasilkan adalah /p/ dan /o/. Untuk lebih jelas,

                       silahkan anda pahami cuplikan video berikut ini.









                   5   FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18