Page 14 - Materi Modul Belajar Fonologi Klasifikasi Bunyi Bahasa Indonesia
P. 14
Fonetik dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Fonetik artikulatoris (fonetik organis, fonetik fisiologis),
Fonetik artikulatoris atau organis adalah kajian fonetik yang mengkaji
bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan dengan alat-alat (atau “organ’) bicara
(organs of speech). Dengan kata lain, fonetik artikulatoris lebih mengutamakan
kajiannya terhadap alat artikulasi manusia yang mengartikulasikan tuturan atau
ujaran yang dihasilkan. Setiap organ manusia tentunya memiliki fungsi tersendiri
dalam menghasilkan tuturan dan ujaran. Menurut Setyaningsih dan Rahardi
(2014:5), di sebut sebagai fonetik organis karena fonetik ini berkenan dengan
organ-organ manusia yang memproduksi tuturan atau ujaran. Disebut sebagai
fonetik fisiologis karena fonetik ini mengkaji mengenai fungsi-fungsi fisiologis
manusia sesuai kenyataan biologis organ-organ tuturnya. Perhatikan contoh video
berikut ini!
Sumber: Channel Youtube Stefanie Humanea
2. Fonetik Akustik
Fonetik akustik menyelidiki bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisisnya
sebagai getaran udara. Jenis fonetik ini disebut sebagai fonetik askutik karena
lebih dekat dengan fungsi alat pendengaran manusia. Fonetik akustik mempelajari
bunyi-bunyi bahasa menurut aspek-aspek fisiknya. Bunyi-bunyi itu diselidiki
sumbernya, frekuensinya, getarannya, amplitudonya, intensitasnya dan timbrenya.
Menurut Setyaningsih dan Rahardi (2014:6), bahwa bunyi tuturan manusia akan
dilihat secara akustis, bagaimana tingkat kenyaringannya, bagaimana tingkatnya
frekuensinya, dan bagaimana temponya. Hal ini tentunya memerlukan peralatan
elektronik yang dikerjakan di laboratorium bahasa. Misalnya spektograf yaitu alat
pengukur frekuensi dan tekanan dan oscilloskop alat untuk memaparkan ciri-ciri
kenyaringan bunyi. Kedua alat tersebut akan membantu untuk mengatahui
tingkatan-tingkatan yang hasilkan oleh alat artikulasi manusia.
6 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)