Page 213 - BS K6 Tema 9 Rev18
P. 213

Pertandingan dimulai.  Tim Hanafi langsung menyerang tim lawan.  Mereka
                       tidak mau menyia-nyiakan waktu. Baru beberapa saat setelah pertandingan
                       dimulai, gol telah mereka sarangkan ke gawang tim Rifki. Penonton bersorak-
                       sorai.

                           “Betul kan? Mereka pasti juara!” kata  Nurma bangga. Sarah hanya diam
                       tidak menyahut. Beberapa menit kemudian giliran Nurma yang hanya bisa
                       terdiam.  Tim Rifki membalas dengan menyarangkan gol demi gol. Hingga
                       babak pertama selesai, skor masih imbang 4 – 4.

                           Pertandingan makin seru di babak kedua. Masing-masing tim berlomba
                       membuat gol. Jika berhasil juara, mereka akan menerima hadiah piala dan
                       tentu dapat mengharumkan nama sekolah. Pantas saja kedua tim sama-sama
                       berjuang keras.  Hebatnya, meski sama-sama mengejar kemenangan, namun
                       semua  pemain  bermain  sportif.  Tak  ada  yang  curang  dengan  melakukan
                       pelanggaran.

                           Tak terasa pertandingan usai. Penonton mengelu-elukan tim Rifki. Nurma
                       tertunduk lesu. Tim Rifki telah mengalahkan tim abangnya dengan skor 10 – 8.
                       Gelar juara pun diberikan kepada tim Rifki.

                           Sarah sangat gembira. Tapi melihat Nurma murung, ia tak banyak
                       bersorak.  Dirangkulnya Nurma. Sekilas tampak di lapangan, pemain kedua
                       tim bersalaman.  Bahkan Rifki dan Hanafi pun berpelukan. Mereka memang
                       bersahabat dari kecil.  Hasil pertandingan tidak mengganggu persahabatan
                       mereka.

                           Pembawa  acara  mengumumkan,  meski  kalah  di  final, tim  SD  Hanafi
                       menerima penghargaan sebagai tim yang paling sportif.  Nurma yang sempat
                       sedih, begitu mendengar pengumuman itu langsung kembali ceria.

                           “Hebat, Bang Hanafi dan kawan-kawannya juga dapat penghargaan!” puji
                       Sarah.

                           “Terima kasih.  Selamat juga atas kemenangan tim Bang Rifki. Mereka
                       pantas menjadi juara!” balas Nurma. Mereka berdua berjabat tangan dan
                       berpelukan. Ya, juara sejati bukan hanya yang memenangkan pertandingan.
                       Namun, mereka yang berjiwa sportif dan mau menerima kekalahan dengan
                       berjiwa besar, serta menjauhi sikap curang, juga pantas disebut juara.

                                                             Disadur dari Nusantara Bertutur Kompas Minggu, 20 Agustus 2017














                                                                              Aku Cinta Membaca           207
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218