Page 217 - BS K6 Tema 9 Rev18
P. 217

Melihat itu Ibu mendekati Riri. “Kenapa, Ri? Akhir-akhir ini Riri sering
                       terlihat kesal,” tanya Ibu.

                           “Ibu pilih kasih! Adik dibelikan mainan terus, tapi Riri tidak!” jawab Riri
                       sambil menangis.

                           “Oh, itu masalahnya.” Ibu tersenyum. “Riri kan sudah dibelikan buku cerita
                       dan tas sekolah baru.”

                           “Iya, tapi Riri kan juga ingin mainan yang bagus! Ibu tidak adil!”

                           “Menurut Riri, adil itu seperti apa, sih?” tanya Ibu lembut.

                           “Adil itu ya harus sama semua, Bu. Jika Ibu membelikan Adik mainan baru,
                       Ibu harus belikan mainan baru juga, dong!”

                           “Oh, begitu ya?”  Ibu tersenyum lalu mencium kening Riri sebelum beranjak.

                           Malam tiba, dan saatnya Riri untuk makan malam. Seperti biasa ia
                       mendekati meja dan membuka tudung saji.  Riri terheran-heran saat ia melihat
                       hanya ada bubur tim dengan campuran wortel dan ikan laut. Tidak ada sayur
                       dan lauk pauk seperti biasanya.

                           “Ibu, Riri lapar nih!  Makanan untuk Riri mana?”

                           Ibu keluar kamar sambil menggendong Salsa. “Ya itu makan malamnya,
                       Ri!”

                           “Ini kan bubur untuk Salsa, Bu.”


                           “Adik sudah makan.  Tinggal kita yang belum. Makan sekarang, yuk!”
                           “Loh, Riri tidak mau makan bubur, Bu. Riri sudah besar!”
                       Ibu tersenyum. “Kan Riri sendiri yang bilang kalau Ibu harus adil dan tidak
                       boleh pilih kasih.  Semua harus sama. Jadi mulai sekarang, makanan kita juga
                       harus sama.”


                           “Ih, Ibu..”

                           Ibu tertawa. “Adil bukan berarti harus sama kan Ri. Adil itu menempatkan
                       sesuatu sesuai dengan hak dan kebutuhannya. Ibu belikan adik mainan karena
                       anak seusianya perlu aktivitas yang merangsang otak dan gerak anggota
                       tubuh.  Sedangkan buku bacaan bagus buat menambah wawasan Riri sebagai
                       siswa kelas enam.”

                           Riri tertegun. Ia kini paham.  “Iya, Bu.”

                           “Bagaimana?  Masih  ingin  disamakan  dengan  adik?  Makan  bubur,  yuk.”
                       goda Ibu.





                                                                              Aku Cinta Membaca            211
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222