Page 39 - Prakarya-Kelas-9-Semester-1
P. 39
4) Proses Kerajinan Rotan
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan harus
dilakukan pengawetan dan terlindung dari jamur blue stain.
Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan
baku rotan, yaitu; pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan
berukuran sedang/besar dan pengasapan dengan belerang
untuk rotan berukuran kecil. Selanjutnya rotan dapat diolah
menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat peel
(kupasan), polis, dan fi trit.
Proses pembuatan anyaman rotan dilakukan beberapa
tahapan antara lain:
a. Pembuatan kerangka. Untuk produk ukuran besar seperti
kursi, meja, lemari, rak, dan sebagainya dibentuk kerangka
menggunakan rotan dengan diameter besar. Dimana dalam
proses pembuatan kerangka menggunakan alat pembengkok
agar rotan tersebut bisa dilekukkan sesuai dengan model
desainnya.
b. Penganyaman. Tujuannya untuk membentuk produk sesuai
desain. Rotan yang digunakan dapat berupa rotan polis yang
sudah dibersihkan kulitnya berwarna putih atau kulit rotan.
c. Pengecatan, yaitu memberikan warna dasar pada produk
tesebut dengan menggunakan kuas.
d. Proses fi nishing, adalah proses yang merupakan tahap
terakhir dalam proses pembuatan produk. Dimana dalam
prosesnya yaitu antara lain dengan pengamplasan untuk
menghilangkan bulu-bulu rotan. Baru kemudian rotan di
vernis atau dipolitur.
Dalam pembuatan rotan dengan ukuran kecil menggunakan
rotan fi trit, sebelum digunakan sebaiknya rotan direndam
terlebih dahulu di dalam air selama 1-2 menit agar rotan
lentur dan mudah dibentuk. Jika rotan direndam air, maka air
akan menyerap ke dalam rotan, sehingga rotan tidak mudah
patah jika dibentuk. Teknik pembentukan rotan adalah dengan
dianyam dan ditempel.
Prakarya 31