Page 236 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 236
212 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
Soekisman 2013), 100 jenis dikategorikan tingkat proses invasi, strategi nasional untuk
berbahaya, dan 27 jenis menjadi perhatian menghadapi masalah (tumbuhan) invasif ini
dunia. Dari tumbuhan invasif berbahaya meliputi: (1) pencegahan, (2) deteksi dini dan
tersebut 60% merupakan jenis asing, 40% tindakan segera, (3) pengendalian dan miti-
asli Indonesia, dan sebagian dikenal sebagai gasi dampak, (4) restorasi, (5) pembangunan
hama dan gulma pertanian. kapasitas, (6) kerja sama antarinstitusi secara
Secara teori, invasi dapat dikendalikan nasional/internasional, (7) pembangunan
sehingga status tumbuhan invasif tidak pangkalan data, dan (8) penyediaan dana
meningkat bahkan menurun dan ekosistem (Tabel 42).
yang mengalami dampak dapat direstorasi. Dari setiap butir strategi ini membawa
Tumbuhan invasif sudah ada di wilayah konsekuensi tindakan yang harus diambil
Indonesia dengan derajat dampak yang oleh setiap kementerian sesuai dengan jenis
berbeda. Oleh karena itu, beberapa pendekat- invasif yang dihadapi. Tindakan pada setiap
an perlu dilakukan dalam pengendalian butir ditujukan untuk mencapai sasaran
JAI, yaitu pencegahan atau pengurangan objektif, misalnya butir “pencegahan” ob-
introduksi, pencegahan perkembangbiakan, jektifnya adalah mencegah adanya masalah
dan pemusnahan. Pendekatan yang dapat baru tentang jenis invasif. Ini bukan saja
dilakukan melalui penerbitan perundangan melibatkan legislasi yang membekali petugas
yang mengatur agar tumbuhan jenis invasif karantina untuk mengintersepsi impor orga-
diberantas, dikendalikan, dan dicegah pe- nisme yang berpotensi menjadi invasif, tetapi
nyebarannya; ekosistem yang berdampak ha- juga menjaga suatu kawasan yang belum
rus diperbaiki dan dikembalikan fungsinya. diinvasi agar bebas dari invasi jenis invasif.
Pemerintah dengan jajaran kementeriannya Strategi dan rencana aksi keanekaragaman
harus mengembangkan program rencana jenis di Indonesia ini pada dasarnya mengacu
aksi sesuai dengan yurisdiksi, kewenangan,
sumber daya manusia, teknologi, dan dana pada Aichi Biodiversity Targets, Strategic Goal
B: Reduce the direct pressures on biodiversity and
yang ada untuk mengendalikan tumbuhan
invasif ini. Dalam strategi ini diformulasikan promote sustainable use, Target 9. Pada tahun
2020, jenis invasif di Indonesia serta jalur
bahwa tumbuhan invasif yang dinilai sangat masuknya telah teridentifikasi dan menjadi
besar dampaknya pada tahun 2020 sudah di-
kendalikan, jalan awal proses invasinya sudah prioritas. Selanjutnya, jenis prioritas telah
terkendali, dieradikasi, dan legislasi atau
dapat dideteksi, dan peraturan pengelolaan
tumbuhan invasif harus sudah diundangkan. perundangan tentang jenis invasif telah
diundangkan untuk mengelola jalur masuk,
Usaha pengendalian ini ditujukan agar mencegah introduksi, dan mapannya jenis
seluruh masyarakat terlibat dalam perang
terhadap invasi suatu tumbuhan. Hal ini asing invasif di Indonesia.
pada dasarnya berisi tujuan negara untuk
mengendalikan dampak tumbuhan invasif
tersebut dan menugaskan jajaran.
Pembuatan peraturan tentang penangan-
an invasif terus di lakukan dengan upaya
pembuatan peraturan lintas sektor seperti
yang sedang dilakukan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup. Berdasarkan peta masalah
secara nasional dan pendekatan untuk setiap