Page 89 - PADB Katolik IX BS isi.indd
P. 89
Burung-Burung pun Sayang Kepadanya
Fransiskus sedang berada di sebuah pulau. Pada suatu pagi
ia berjalan-jalan. Setibanya di bawah pohon yang rindang,
langkahnya berhenti. Mukanya berubah serius. Kepalanya
ditelengkannya. Agaknya, Fransiskus sedang menyimak
sesuatu melalui pendengarannya. “Apa yang didengarkannya?
Bapa Fransiskus tampak serius betul,” pikir seorang imam,
pengikutnya. Imam itu lalu menghampiri Fransiskus. Imam itu
berjalan pelan-pelan karena takut kalau-kalau perbuatannya
mengganggu keasyikan Bapa Fransiskus. Selang beberapa
saat kemudian, Fransiskus berpaling kepadanya.“Aku sedang
mendengarkan percakapan burung-burung itu,” katanya sambil
menunjuk ke atas. “Kamu dengar?” “Saya mendengar kicau
mereka,” jawab pengikutnya.
“Ah, sayang kamu tidak mengerti. Sebenarnya, mereka
bukan asal berkicau. Mereka sedang memuji Tuhan dengan
bahasa mereka!” tukas Fransiskus bersungguh-sungguh.
Lalu kembali kepalanya
ditelengkannya. Untuk mulai
mendengarkan lagi. Hingga
pada saat berikutnya ….
“Burung-burung sedang
memuji Tuhan. Ayo kita temani.
Kita panjatkan madah pujian
bagi Allah, bersama mereka!”
ajaknya. Lalu, di tingkah suara
burung yang merdu, Fransiskus
dan imam itu memanjatkan
sebuah madah. Sebuah pujian
untuk meluhurkan kebesaran
dan kemuliaan Tuhan Sang
Pencipta yang Mahakuasa.
Sumber: www.suluh777.wordpress.com
Gambar 4.9
Fransiskus menyenangi burung. Sebaliknya, hewan itu juga
akrab dan suka kepadanya.
Sumber cerita : Persekutuan murid Yesus PAK SMP, Kanisius, Jogja
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 83