Page 16 - MATERI KELAS 6 SEM 1
P. 16

Menurut Paulus juga, nyanyian yang menggunakan akal dan
               budi  yang  baik  akan  menolong  orang  lain  yang  mendengarkan

               menjadi  mengerti  karya  dan  kebaikan  Allah  yang  dilakukan

               terhadap         manusia         dan       alam       ciptaanNya,         bahkan  ikut

               mengaminkan  isi  nyanyian  itu  sebagai  tanda  setuju  karena

               memahami isi dan maksud nyanyian itu. Sehingga, nyanyian dan
               bernyanyi dalam ibadah tidak dapat dilakukan secara sembarang

               tanpa maksud yang jelas.

                      Unsur  ibadah  Kristen  yang  paling  kental  ditemui  adalah

               nyanyian  jemaat.  Hamper  semua  ibadah  umat  Kristen  pasti
               memberi tempat pada unsur nyanyian. Umat  menyatakan iman,

               doa, dan harapan melalui nyanyian. Melalui nyanyian pula, umat

               mengekpresikan  hati  dan  pikiranya  tentang  Allah  dalam  karya-

               Nya. Bernyanyi didalam ibadah adalah salah satu kegiatan ibadah
               yang  didalamnya  kita  dapat  menunjukan  sikap  memuliakan  dan

               mengagungkan  Tuhan.  lalu  apakah  yang  di  maksud  dengan

               “bernyanyi di dalam Roh?” maksudnya adalah kesungguhan hati

               yaitu  hati  yang  terfocus  di  dalam  bernyanyi  untuk  memuliakan

               Allah. Disamping itu kita harus bernyanyi dengan akal budi. Hal
               ini  berarti  bahwa  ketika  bernyanyi  kita  harus  mengerti  syair

               nyanyian  yang  kita  ucaokan.  Sering  kita  melihat  para  penyanyi

               bernyanyi  dengan  meneteskan  air  mata,  atau  dengan  menutup

               mata  itu  terjadi  umumnya  karena  mereka  menghargai  dan

               mengerti makna syair lagunya. Jika kita benar-benar menghayati
               sebuah         nyanyian,         emosi        (rupr-rupa          rasa)       kita     akan

               mempengaruhi ekspresi kita dalam bernyanyi.

                      Nyanyian dalam ibadah Kristen berakar dari kebiasaan orang

               Yahudi  dan  kemudian  para  rahib  Kristen  di  abad-abad  pertama
               yang  mendaraskan  (seperti  mengaji)  digereja  barat  atau

               kekristenan  yang  berkembang  di  Eropa  Barat  nyanyian  Kristen

               kemudian  dinyanyikan  dalam  bahasa  daerah  masing-masing

               karena  pengaruh  kuat  dari  reformator  gereja,  “Marthin  Luther”
               yang menggubah dan menterjemahkan nyanyian-nyanyian ibadah

               ke dalam bahasa Jerman.

                      Dalam  Perjanjian  Lama  ada  tradisi  yang  menetapkan  suku

               Lewi sebagai petugas di rumah Tuhan (Bait Suci). Kedudukan ini

               menyebabkan  orang-orang  Lewi  mengatur  pembagian  tugas,
               supaya  ibadah-ibadah  dapat  berjalan  lancer  dan  menyentuh.

               Salah satu kelompok yang harus terlibat dalam ibadat itu adalah

               kelompok musik (Itawarikh 6:31-32, I Tawarikh 23:5, 25:1-8)
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21