Page 63 - Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan
P. 63
Apabila sebuah pemelajaran didasarkan pada
sistem bekerjanya otak, penyelenggaraan kurikulum
berbasis kompetensi—yang marak diperbincangkan
pada tahun 2003 dan 2004—pun akan semakin jelas.
Kompetensi akan mudah dimunculkan oleh para
siswa karena mereka akan dapat leluasa memilih
cara belajar yang disesuaikan dengan karakternya.
Artinya, apabila seorang guru membuka peluang agar
sebuah mata pelajaran yang diajarkannya dapat
diakses oleh, misalnya, sembilan cara (ingat: multiple
intelligences-nya Gardner) yang dimiliki oleh setiap
anak, tentulah anak didik akan tidak bosan dan dapat
menentukan cara belajar yang disenangi dan cocok
dengan karakter dirinya. Masing-masing siswa
kemudian akan berlomba menunjukkan keunikannya.
Keunikan inilah yang akan memberikan ciri tentang
materi apa yang dapat dikuasainya secara unggul.
Dan, akhirnya, jika seorang siswa dapat
menunjukkan keunggulannya tentulah dia memiliki
kompetensi.
Hal penting lain yang dapat dilakukan oleh para
pengajar adalah dengan mencoba mencari kaitan
antara mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
para siswa. Metode contextual teaching and learning
(CTL) akan efektif dapat diterapkan apabila si
penerap metode CTL menguasai brain-based learning
(BBL). CTL dan BBL adalah konsep ampuh yang
dapat menggerakkan proses pendidikan di sekolah
menjadi kegiatan yang menyenangkan dan