Page 44 - Buku Pedoman PKL Terpadu Polkesmas 2019-2
P. 44

e.  melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang rasional;
                     f.  mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki;
                     g.  mengkoordinir penatalaksanaan medication error;
                     h.  menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit.

                     Tim lain yang terkait dengan tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat dibentuk sesuai
                     dengan  peran  dan  kebutuhan.  Adapun  peran  Apoteker  dalam  Tim  lain  yang  terkait
                     penggunaan Obat di Rumah Sakit antara lain:
                     a.  Tim Pengendalian Infeksi Rumah Sakit;
                     b.  Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
                     c.  Tim Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit;
                     d.  Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri;
                     e.  Tim penanggulangan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndromes);
                     f.  Tim Direct Observed Treatment Shortcourse (DOTS);
                     g.  Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA);
                     h.  Tim Transplantasi;
                     i.  Tim PKMRS; atau
                     j.  Tim Rumatan Metadon.

                 6.  PROFESI  KESEHATAN  LINGKUNGAN/SANITARIAN  (Permenkes  No.  13  Tahun
                     2015  Tentang  Penyelenggaraan  Pelayanan  Kesehatan  Lingkungan  Di  Puskesmas).
                     Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk:
                     a.  Konseling;
                        1)  Konseling terhadap Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan
                            yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi
                            dengan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan.
                        2)  Dalam  hal  Pasien  yang  menderita  penyakit  dan/atau  gangguan  kesehatan  yang
                            diakibatkan  oleh  Faktor  Risiko  Lingkungan  tidak  memungkinkan  untuk
                            menerima  Konseling,  Konseling  dapat  dilakukan  terhadap  keluarga  atau  pihak
                            yang mendampingi.
                        3)  Konseling  dapat  menggunakan  alat  peraga,  percontohan,  dan  media  informasi
                            cetak atau elektronik.
                        4)  Pelayanan Konseling di Puskesmas harus dilaksanakan setiap hari kerja.

                     b.  Inspeksi Kesehatan Lingkungan; dilakukan dengan cara:
                        1)  pengamatan fisik media lingkungan;
                        2)  pengukuran media lingkungan di tempat;
                        3)  uji laboratorium; dan/atau
                        4)  analisis risiko kesehatan lingkungan.
                        5)  dapat dilaksanakan di luar jam kerja Puskesmas.

                     c.  Intervensi Kesehatan Lingkungan. dapat berupa:
                        1)  komunikasi,  informasi,  dan  edukasi,  serta  penggerakan/pemberdayaan
                            masyarakat;
                        2)  perbaikan dan pembangunan sarana;
                        3)  pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau
                        4)  rekayasa lingkungan.
                        5)  dapat dilaksanakan di luar jam kerja Puskesmas.









              Buku Panduan PKL Terpadu dengan Konsep IPE-CP                                 Page 37
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49