Page 14 - modul evolusi_Neat
P. 14
7
B. ASAL USUL BUMI
1. Teori Nebula (Kabut)
Hipotesis Nebula pertamakali dikemukakan oleh Emanuel Swendenbork
(1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804)
pada tahun 1975. Menurut teori ini, awalnya sistem tata surya kita berupa kabut
raksasa yang terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur
gas yang sebagian besarnya adalah hidrogen. Adanya gaya gravitasi yang
dimiliki oleh kabut tersebut sehingga menyebabkan kabut itu menyusut dan
berputar kearah tertentu, suhu kabut itu memanas, dan akirnya menjadi bintang
raksasa (matahari). Milyaran tahun yang lalu, bintang-bintang diangkasa
meledak karena tidak stabil. Ledakannya membentuk kabut (Nebula),
kemudian kabut ini memadat dan meledak dan menghasilkan bintang-bintang
baru dan planet-planet, proses ini berulang terus-menerus.
2. Teori Bing Bang (ledakan dasyat).
Adanya ledakan maha dasyat karena semua yang ada diangkasa (tata
surya/galaksi, matahari, gas-gas dan kabut-kabut) ditekan menjadi satu volume
lalu panas meningkat dan terjadinya ledakan. Ledakan-ledakan ini membentuk:
a. Matahari primitif Adanya awan raksasa, gas-gas, bintang, debu kosmis/jagat
raya tertarik kepusat awan lalu awan membentuk cakram dan suhunya menjadi
tinggi (milyaran derajat) kemudian terbentuklah matahari. b. Planet dan Tata
Surya Adanya sisa-sisa gas dan debu kosmis yang dikelilingi oleh matahari. c.
Bintang. Terbentuk karena adanya partikel-partikel gas saling bertubrukan lalu
membentuk bintang yang berukuran raksasa. Kemudian bintang ini pecah
karena adanya reaksi nuklir maka muncullah triliunan bintang sedikt lebih kecil
dan berlangsung hingga sekarang. Pada waktu itu, bumi masih primitif karena
panasnya sangat tinggi diakibatkan karena pengaruh meteorolit, radiasi
matahari. Berkurangnya panas bumi karena frekwensi tumbukan meteor
menjadi berkurang, letusan gunung berapi berkurang dan atmosfir terdapat uap
air (H2O).