Page 22 - MODUL KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA MASA PRASEJARAH_Neat
P. 22
barang dari logam,yaitu teknik tempa, teknik a cire perdue(cetak lilin/cetak
hilang), dan teknik bivalve (setangkup/cetak ulang). Cetak acire perdue bersifat
sekali pakai sedangkan cetak bivalve dapatdigunakan berulang ulang.Teknik
tempa digunakan lebih banyak untuk menempa logam besi karena teksturnya
yang keras dan tahan api. Teknik tempa ini merupakan teknik sederhana yang
digunakan manusia pra aksara pada zaman logam. Namun teknik tempa ini akan
berkembang pesat pada saat zaman kerajaan karena untuk keperluan peralatan
perang dan pertanian.
Menurut perkembangannya zaman logam di bagi menjadi tiga zaman, yaitu
zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Karena dari berbagai wilayah
Indonesia tidak diketemukan alat alat peninggalan dari tembaga, maka di
Indonesia tidak mengenal zaman tembaga dan hanya mengenal dua zaman yaitu
zaman perunggu dan zaman besi.
a) Zaman Perunggu
Disebut dengan zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan peralatan
kehidupan yang dibuat dari perunggu.Peralatan kehidupan yang dihasilkan pada
zaman perunggu ini anatara lain kapak perunggu/kapak corong, nekara, bejana
perunggu, perhiasan dan arca perunggu. Kapak perunggu banyak disebut
sebagai kapak corong karena kapak ini bentuknya seperti corong. Kapak ini
terbuat dari logam perunggu, bagian atasnya berbentuk corong yang sembirnya
belah, dan pada bagian dalam corong dimasukan tangkai kayunya yang menyiku
pada bidang kapak. Sering pula disebut dengan kapak sepatu karena hampir
mirip dengan sepatu.
Fungsinya sama seperti kapak kapak pada umumnya, yaitu untuk memotong
kayu. Namun untuk kapak ukuran kecil biasanya digunakan sebagai bentuk
perhiasan dan alat-alat upacara. Kapak corong banyak di temukan di Sumatra,
Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan sekitar Danau Sentani Irian
Jaya. Ukuran kapak corong beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana, ada
yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat, dan ada
22