Page 127 - Penerapan Teaching Factory di Balai Pelatihan Pertanian - Jamaluddin Al Afgani
P. 127

jabatan  yang  ditetapkan.  SKKNI  dikembangkan  melalui
       konsultasi  dengan  industri  terkait,  untuk  memastikan
       kesesuaian  kebutuhan  di  tempat  kerja.  SKKNI  digunakan
       terutama  untuk  merancang  dan  mengimplementasikan
       pelatihan kerja.
          Terdapat  pendapat  yang  kuat  di  kalangan  industri
       otomotif  bahwa  lulusan  institusi  pendidikan  dan  pelatihan
       tidak siap pakai untuk memulai pekerjaan di industri. Pada
       tahun  2000,  melalui  Indonesia  Australia  Partnership  for
       Skills  Development  (IAPSD)  untuk  proyek  otomotif,
       Pemerintah  Australia  melalui  Departemen  Luar  Negeri
       (AusAID)  membantu  membiayai  pengembangan  standar
       kompetensi  otomotif  untuk  perawatan  dan  perbaikan
       kendaraan ringan di Indonesia.
          Dalam  rangka  mengurangi  terjadinya  kesenjangan
       kompetensi  antara  lulusan  pendidikan/pelatihan  dengan
       kebutuhan pada sektor industri di Indonesia, maka orientasi
       pendidikan/pelatihan  yang  selama  ini  supply  driven  perlu
       diubah  menjadi  demand  driven.  Para  praktisi  industri  perlu
       terlibat  langsung  untuk  menginformasikan  kebutuhan
       kompetensi  yang  ada  pada  bidangnya  masing-masing
       dalam  bentuk  SKKNI.  SKKNI  tersebut  nantinya  akan
       digunakan  sebagai  acuan  untuk  penyusunan  program  dan
       kurikulum   pendidikan/pelatihan   berbasis   kompetensi
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132