Page 131 - Penerapan Teaching Factory di Balai Pelatihan Pertanian - Jamaluddin Al Afgani
P. 131
Keberadaan SKKNI di Bidang Pertanian dalam rangka
mengurangi terjadinya kesenjangan kompetensi antara
lulusan pendidikan/pelatihan dengan kebutuhan pada sektor
industri pertanian di Indonesia, maka orientasi
pendidikan/pelatihan yang selama ini supply driven perlu
diubah menjadi demand driven. Para praktisi industri perlu
terlibat langsung untuk menginformasikan kebutuhan
kompetensi yang ada pada bidang pertanian dalam bentuk
SKKNI. SKKNI tersebut nantinya akan digunakan sebagai
acuan untuk penyusunan program
dan kurikulum pendidikan/pelatihan berbasis
kompetensi (sampai dengan modul-modul
pembelajarannya), untuk proses pembelajaran pada
lembaga pendidikan/pelatihan serta digunakan pula sebagai
acuan untuk penyusunan materi uji
kompetensi pada lembaga sertifikasi profesi (LSP).
Penerapan SKKNI bidang Pertanian sudah
dilaksanakan di UPT Pelatihan Pertanian. Penerapan ini
pada awalnya dilakukan secara berkelanjutan antara
pelaksanaan Pelatihan dan uji Kompetensi. Kegiatan ini
umumnya dilaksanakan selama 10 hari, dengan rincian
pelaksanaan pelatihan selama 7 hari dan pelaksanaan uji
kompetensi selama 3 hari. Sejak tahun 2019 sampai
sekarang, secara umum pelaksanaan uji kompetensi lebih