Page 19 - E-MODUL PENINGGALAN SEJARAH KOLONIALISME BELANDA DI BENGKULU oleh MUFIDAH M
P. 19
Selain seni tekstil terdapat pula seni anyam dan seni ukir. Seni anyaman merupakan
seni menumpang tindihkan (menyilangkan) bahan anyam sehingga membentuk suatu
benda. Pada awalnya, kegiatan menganyam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari sepeti tikar, bakul, penampi beras dan lain sebagainya. Pada saat ini bahan yang
digunakan tidak hanya berupa bahan alami seperti rotan, bilah bambu, dan pelepah pisang
melainkan juga ada yang terbuat dari bahan sintetis (buatan).
Bakul adalah wadah atau tempat dari
anyaman bambu atau rotan yang memiliki
berbagai ukuran, misalnya bakul ukuran
sedang digunakan sebagai wadah beras dan
bakul yang berukuran kecil dapat digunakan
sebagai wadah menyimpan peralatan sehari-
hari seperti gunting, benang, jarum, dan lain
sebagainya.
Gambar 1.8 Bakul
Sumber: Chandra Irawan, 2022.
Seni ukir juga lazim ditemui pada kehidupan masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia. Mengukir adalah teknik pembentukan objek dengan cara memahat atau menoreh
bagian-bagian yang akan dibuang dari material yang digunakan sehingga objek yang
diinginkan muncul. Bahan yang digunakan cukup beragam namun harus merupakan bahan
keras seperti batu, kayu, bambu, dan sejenisnya.
Motif pada seni ukir memiliki berbagai makna dan keunikan tersendiri sesuai dengan
budaya masyarakat. Adapun motif ukiran yang terdapat di Bengkulu salah satunya dapat
ditemukan pada rumah adat Bubungan Lima seperti ukiran Pohon Ru, Pohon Hayat, Pucuk
Rebung, Daun, Kembang Empat, Rafflesia, Paku Lipan, dan lainnya. Bentuk ukiran dibuat
sesuai dengan kepercayaan penduduk sekitar terhadap bentuk flora/fauna/geometris.
Gambar 1.9 Motif Paku Lipan Gambar 1.10 Motif Rafflesia
Sumber: Anandy, 2016 Sumber: Dokumen `Pribadi
E - M o d u l T e m a t i k K e l a s V T e m a 7 15

