Page 58 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 58

2)  Keduanya berakal sehat.

                                  Penjual dan pembeli harus berakal sehat, maka orang yang gila dan orang
                                  yang  bodoh  yang  tidak  mengetahui  hitungan  tidak  sah  melakukan  akad

                                  jual beli.
                                  Dalam  hal  ini  Syaikh  Taqiyuddin  Abi  Bakar  al-Hushni  dalam  kitab

                                  Kifâyatul Akhyâr menjelaskan:

                                                         َّ
                                           ﻔ   ﻴ   ﻪ           ﺴﻟا     ْ  ْ     ْ   َّ ْ    ب   ي     و   ا   ل   ج   ﻨ   ﻮ   ن     و         ﺼﻟا    ح     ب   ﻴ   ﻊ    ُْ   ْ      ص      لا     ﻳ    ﻓ ي    ْ ْ                  ْ     ْ َّ    أ ا   ه   ﻠ   ﻴ   ة     ﻟا   ب   ئا   ﻊ     و   ﻟا   ﻤ   ﺸ   ت   ر            ٰ       و   ي   ﺸ   ت   ر   ط     ﻣ   ﻊ     ه   ﺬ      ْ

                                  Artinya: Disyaratkan bahwa jual beli dilakukan oleh ahlinya, baik penjual
                                  maupun pembeli. Tidak sah jual belinya anak kecil, orang gila dan orang
                                  yang safih (bodoh).

                             3)  Bukan pemboros (tidak suka memubazirkan barang).
                             4)  Bukan paksaan, yakni atas kehendak sendiri.

                                  Rasulullah Saw. bersabda:

                                                                                       ْ
                                                                                           َّ


                                                                                ْ     ْ
                                                                                                    َّ
                                                                                                  ُْ
                                                     )ﻪﺟاﻣ ﻦباو نابﺣ ﻦبا ﻩاور( ضارت ﻦﻋ ﻊﻴبﻟا اﻤﻧ ا .م.ص يبﻨﻟا لاﻗ
                                                                           ٍ

                                  Artinya:  “Nabi  saw.  bersabda  sesungguhnya  jual  beli  itu  sah,  apabila
                                  dilakukan atas dasar suka sama suka.” (HR. Ibnu Hiban dan Ibnu Majah).

                        b.  Syarat barang jual beli (ma’qud alaih)
                            Adapun syarat barang yang diperjualbelikan sebagai berikut:
                            1)  Barang harus ada saat terjadi transaksi, jelas dan dapat dilihat atau diketahui
                                oleh  kedua  belah  pihak.  Penjual  harus  memperlihatkan  barang  yang  akan

                                dijual  kepada  pembeli  secara  jelas,  baik  ukuran  dan  timbangannya,  jenis,

                                sifat maupun harganya.
                            2)  Barang yang diperjualbelikan berupa harta yang bermanfaat.

                                Semua barang  yang tidak ada manfaatnya seperti  membahayakan  ataupun
                                melanggar  norma  agama  dalam  kehidupan  manusia  tidak  sah  untuk

                                diperjualbelikan. Contohnya jual beli barang curian atau minuman keras.

                            3)  Barang itu suci.
                                Jual beli bangkai, kotoran, barang yang menjijikkan dan sejenisnya tidak sah

                                untuk diperjualbelikan dan hukumnya haram.
                            4)  Milik penjual.

                                Oleh  karenanya  barang-barang  yang  bukan  milik  sendiri  seperti  barang
                                pinjaman, barang sewaan, barang titipan tidak sah untuk diperjualbelikan.



               42 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63