Page 29 - DPJ23 Gabung_Neat
P. 29
Acara 4
Mosaik Foto Udara dan Citra Satelit
A. Teori :
Foto udara pada umumnya dibuat/ dicetak pada kertas foto ukuran standar, yaitu
23x23cm. Namun demikian, pada beberapa kepentingan yang bersiat detil foto udara
dapat dicetak dalam ukuran 1x1m, terutama untuk kepentingan pengukuran batas
pemilikan tanah (BPN), perencanaan pembangunan gedung, pembangunan saluran
irigasi, pembangunan bendungan dan reklamasi lahan. Untuk kepentingan survei tanah
dan pendidikan dapat dicetak pada ukuran kecil, misalnya 10x20cm dan 10x20cm.
Kedetilan informasi obyek yang terekam pada foto udara sangat dipengaruhi
oleh ukuran lembar foto dan skala foto yang digunakan. Pada foto udara ukuran standar
dengan skala 1:10.000, maka pada setiap lembar foto udara meliput area seluas 529
hektar. Pada skala 1:20.000, maka luas wilayah yang terliput pada 1 lembar foto udara
ukuran standar adalah 2.116 hektar. Pemanfaatan foto udara untuk kajian sumberdaya
pada wilayah luas, misalnya pada suatu kecamatan seluas 5.000 hektar diperlukan foto
udara ukuran standar minimal 4 lembar pada skala 1:20.000 atau 16 lembar pada skala
1:10.000 yang saling bertampalan 60 %.
Mosaik foto udara adalah foto udara yang tersusun dari beberapa lembar foto
udara tunggal yang saling bertampalan pada suatu lembar kertas membentuk satu
kesatuan wilayah. Dalam suatu kajian wilayah, mosaik sangat penting untuk
memberikan gambaran yang utuh wilayah kajian yang luas yang terekam pada beberapa
lembar foto udara. Mosaik hanya dapat dilakukan pada foto udara yang meliput area
yang saling bertampalan pada skala foto yang sama.
Setiap citra satelit mempunyai luas liputan (scene) yang berbeda-beda, setiap
scene citra SPOT berukuran 60 km x 60 km dan Landsat berukuran 185 km x 180 km.
Dalam praktik, terkadang ada satu wilayah yang direkam dalam 2 scene yang berbeda
sehingga perlu penggabungan citra yang bertampalan. Contoh wilayah Banyumas dan
Cilacap terdapat dalam Path/Row 121/065 dan 120/065.
26