Page 9 - Beige Clean Minimalist Sustainable Brands Sustainable Fashion Magazine
P. 9
KELOMPOK 5 XI.2
Mamanda
Apa itu Mamanda?
Mamanda merupakan salah satu kesenian (pertunjukan) daerah Kalimantan Selatan. Mamanda
mulai dikenal pada awal abad kedua puluh dengan nama Badamuluk. Mamanda dimainkan dalam
bentuk arena sentral, posisi para pemain saat berlakon berada di tengah-tengah penonton.Mamanda
mempunyai dua aliran. Pertama adalah Aliran Batang Banyu yang hidup di pesisir sungai daerah
Hulu Sungai yaitu di Margasari. Sering juga disebut Mamanda Periuk. Kedua adalah Aliran Tubau
yang bermula tahun 1937 M. Aliran ini hidup di daerah Tubau, Rantau. Sering dipentaskan di daerah
daratan. Aliran ini disebut juga Mamanda Batubau. Aliran ini yang berkembang di Tanah Banjar.
Pertunjukkan Mamanda mempunyai nilai budaya Yaitu pertunjukkan Mamanda disamping
merupakan sebagai media hiburan juga berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat
Banjar. Cerita yang disajikan baik tentang sejarah kehidupan, contoh toladan yang baik, kritik sosial
atau sindiran yang bersifat membangun, demokratis, dan nilai-nilai budaya masyarakat Banjar.
Bermula, Mamanda mempunyai pengiring musik yaitu orkes melayu dengan mendendangkan lagu-
lagu berirama melayu, sekarang beralih dengan iringan musik panting dengan mendendangkan Lagu
Dua Harapan, Lagu Dua Raja, Lagu Tarima Kasih, Lagu Baladon, Lagu Mambujuk, Lagu Tirik, Lagu
Japin, Lagu Gandut, Lagu Mandung-Mandng, dan Lagu Nasib.
kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan
adalah tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri,
Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan
Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan),
Permaisuri dan Sandut (Putri).[1]
Tokoh-tokoh ini wajib ada dalam setiap Pementasan.
Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering
pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja
dari Negeri Seberang, Perompak, Jin, Kompeni dan
tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita.
Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam
lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan
Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau
mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis
terdiri dari kata "mama" (mamarina) yang berarti
paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti
terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang
terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang
dihormati dalam sistem kekerabatan atau
kekeluargaan.[1] 08