Page 9 - SUJUD SAHWI
P. 9
Melakukan gerakan yang sifatnya mubah, seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggendong Umamah (putri Abul ‘Ash dan Zainab binti Muhammad) saat shalat,
juga termasuk dalam hal ini adalah gerakan banyak dalam shalat khauf;
Melakukan gerakan yang sifatnya makruh seperti menoleh tanpa ada hajat.
Gerakan tambahan ini ditemukan sebabnya di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam namun tidak disyaratkan sujud sahwi. Jika dari gerakan tambahan di atas
termasuk yang disyariatkan, berarti termasuk ketaatan, tidak mengurangi pahala
shalat. Sedangkan jika gerakan tersebut haram dilakukan, maka shalatnya batal.
5. TATA CARA DAN BACAAN SUJUD SAHWI
a. Tata Cara Sujud Sahwi
Jika seorang muslim melakukan salah satu di antara beberpa hal di atas, ia
disyariatkan melakukan sujud sahwi.
Maharati Marfuah dalam buku Sujud Sahwi (2020) menjelaskan tata caranya
sebagai berikut:
1. Sujud sahwi dilakukan seperti sujud dalam salat pada umumnya.
2. Sujud sahwi dilakukan dilakukan dua kali, dipisah dengan duduk sejenak
seperti duduk di antara dua sujud.
3. Setiap kali turun dan bangkit dari sujud, disyariatkan membaca takbir.
4. Untuk makmum wajib mengikuti imam
b. Bacaan Sujud Sahwi
Untuk bacaan sujud sahwi sama seperti bacaan sujud pada biasanya. Sebagai
tambahan, sebagian ulama berpendapat bahwa lafal do’a pada sujud sahwi
adalah:
َ
َ
ُ
َ
َ ُ
وهْسَي َ لاو مانَي َ لا ْ نم َناحْبُس
Artinya: "Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa".
Sujud sahwi dapat dilakukan sebelum salam ataupun setelah salam, tergantung
kasus lupanya.
Artinya, jika salat perlu ditambal karena lupa dan sadar sewaktu salat, maka
hendaknya sujud sahwi dilakukan sebelum salam.
Namun, kalau sesudah salat baru sadar mengenai kasus lupanya, maka sujud
sahwi dilakukan sesudah salam.