Page 2 - Daerah Tempat Tinggalku (Jawa Timur)
P. 2

ISSN : 2527 – 5917, Vol.3 No 2
               SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
               “Aktualisasi Peran Generasi Milenial Melalui Pendidikan, Pengembangan Sains, dan Teknologi dalam Menyongsong
               Generasi Emas 2045“
               25 NOVEMBER 2018
               didik  di  pusat  proses  pembelajaran  (Collins  dan   Glenmore menggunakan bahan ajar berupa buku paket
               O’Brien,  2003).  Pembelajaran  di  Indonesia  umumnya   dan  modul.  Modul  lebih  sederhana  dan  hanya  berisi
               berorientasi  pada  penguasaan  materi  tetapi  tidak   pengayaan  konsep  yang  diberikan  setelah  siswa
               berorientasi  pada  makna  atau  nilai  yang  ada  pada   diajarkan  menggunakan  buku paket. Selain  itu, modul
               konsep  yang  diajarkan.  Peserta  didik  didorong  untuk   yang  digunakan  kurang  melatih  siswa  untuk
               memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk mencapai   memecahkan  permasalahan  fisika  yang  diberikan
               tujuan pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik dapat   sehingga pembelajaran fisika terasa membosankan.
               melakukan  diskusi,  penyampaian  pendapat,  dan        Guru  perlu  menggunakan  sumber  ajar  yang
               memecahkan  masalah  dengan  konsep  yang  telah   lebih menarik dan mudah dipahami serta lebih melatih
               mereka  dapatkan  (Hadi,  2007).  Saat  ini,  peserta  didik   peserta didik untuk memecahkan masalah dengan cara
               membutuhkan kemampuan  memecahkan  masalah agar   kreatif. Diperlukan adanya bahan ajar baru yang dapat
               dapat  memahami  konsep  dengan  benar.  Pemecahan   menunjang  kemampuan  pemecahan  masalah  secara
               masalah  adalah  proses  mengaplikasikan  sebuah   kreatif  untuk  peserta  didik.  Bahan  ajar  yang  cocok
               pengetahuan  yang  telah  dimiliki  seseorang  atau   untuk  masalah  yang  telah  dipaparkan  di  atas  adalah
               individu untuk  memecahkan suatu  masalah (Agustina,   Modul  Fisika  Berbasis  Creative  Problem  Solving.
               dkk, 2014).                                      Modul   fisika   dirasa   cocok   untuk   mengatasi
                      Kemampuan    pemecahan    masalah   dan   permasalahan  di  atas  dikarenakan  unsur-unsur  modul
               keterampilan  berpikir  kreatif  dapat  digabungkan.   fisika  lebih  sederhana  dibandingkan  dengan  unsur-
               Pemecahan  masalah  secara  kreatif  berbeda  dengan   unsur buku pelajaran sehingga peserta didik akan lebih
               keterampilan  pemecahan   masalah  karena  pada   tertarik untuk mempelajarinya.
               kemampuan  pemecahan  masalah  secara  kreatif  tidak   Berdasarkan   uraian   di   atas,   diajukan
               hanya  melibatkan  keterampilan  memecahkan  suatu   pembuatan  artikel  atas  penelitian  dengan  judul
               masalah namun juga melibatkan keterampilan berpikir   “Pengembangan  Modul  Fisika  Berbasis  Creative
               kreatif dalam memecahkan suatu permasalahan (Ahmad   Problem   Solving   Pokok   Bahasan   Induksi
               dan  Parlindungan,  2015).  Dengan  kemampuan  siswa   Elektromagnetik dalam Pembelajaran Fisika di SMA”.
               memecahkan  masalah  secara  kreatif  diharapkan
               motivasi  dan  hasil  belajar  fisika  siswa  menjadi  lebih   METODE PENELITIAN
               baik.  Namun  pada  kenyataannya,  pembelajaran  fisika   Jenis  penelitian  yang  dipilih  adalah  penelitian
               masih berpusat pada guru, sistem pembelajarannya juga   pengembangan yang merupakan sebuah penelitian yang
               dapat menyebabkan peserta didik menjadi pasif. Dalam   dilakukan  untuk  menghasilkan  sebuah  produk  dan
               proses  pembelajaran  peserta  didik  kurang  didorong   selanjutnya  dilakukan  pengujian  efektivitas  produk
               untuk  mengembangkan  kemampuan  berpikir  tingkat   yang  telah  dikembangkan  tersebut.  Untuk  desain
               tinggi dalam  memecahkan suatu permasalahan dengan   penelitian  yang  diambil  adalah  desain  penelitian
               baik  (Widiarti,  dkk,  2014).  Guru  juga  kurang
               mengarahkan peserta didik untuk memecahkan masalah   pengembangan  Nieveen.  Desain  penelitian  Nieveen
               dengan  cara-cara  kreatif  untuk  melatih  kemampuan   terdiri  dari  3  tahap  yaitu  preliminary  research
               pemecahan  suatu  permasalahan  secara  kreatif.  Guru   (penelitian awal), prototyping research (fase dasar) dan
               lebih  sering  memberikan  soal  yang  sifatnya  tertutup   assessment  phase  (fase  penilaian).  Dalam  tahap
               dimana  peserta  didik  menyelesaikannya  langsung   pertama tahap ini ada beberapa kegiatan berupa analisis
               menggunakan persamaan yang sudah ada (Ahmad dan   kebutuhan  dan  analisis  konteks,  melakukan  kajian
               Parlindungan, 2015).                             literatur,  dan  menyusun  pengembangan  kerangka
                      Salah  satu  konsep  fisika  yang  sulit  untuk   konseptual  atau  teoritis  untuk  penelitian,  kemudian
               dipahami  oleh  peserta  didik  adalah  konsep  induksi   pada  tahap  kedua  adalah  kegiatan  penelitian  yang
               elektromagnetik.   Seperti   pada   penelitian   yang   paling  penting  dan  bertujuan  untuk  memperbaiki  atau
               dilakukan  oleh  Yustiandi  dan  Saepuzaman  (2017)   menyempurnakan hasil evaluasi intervensi, selanjutnya
               memperoleh sebuah fakta bahwa kesulitan terjadi pada   yang  ketiga  merupakan  kegiatan  evaluasi  yang
               saat  peserta  didik  menentukan  arah  arus  induksi  pada   bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  solusi  yang
               kumparan dan menentukan arus induksi pada loop serta   diberikan berhasil atau tidak.
               kesulitan peserta didik dalam memahami konsep GGL.      Penelitian  ini  dilakukan  di  SMA  Negeri  1
               Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMA   Glenmore  Banyuwangi  dan  memilih  kelas  sebagai
               Negeri  1  Glenmore  mendapatkan  informasi  bahwa   sasaran  yaitu  kelas  XII  IPA  3.  Validasi  yang  diambil
               pembelajaran  fisika  di  sekolah  tersebut  kurang
               bervariasi.  Pembelajaran  fisika  di  SMA  Negeri  1   adalah hasil validasi dari 2 ahli dan 1 pengguna. Hasil
                                                                validasi dihitung menggunakan persamaan dan kriteria
                                                                                                          78
   1   2   3   4   5