Page 238 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 238
“Andaikata aku hanya dihukum penjara, aku tidak mau
bangun setiap pagi dan meratapi hal buruk yang sudah
aku lakukan seumur hidupku, bu!”
“Tapi ibu tidak ikhlas, nak….” Kata ibuku perlahan.
“Ibu sudah pernah menjadi ibu yang gagal di waktu
kemarin. Ibu tidak mungkin membiarkan kegagalan itu
terulang lagi dengan kamu, nak.”
“Tidak, bu. Bagiku ibu tidak gagal menjadi ibu.” Kataku
sambil memegang tangannya.
“Apanya yang tidak gagal, nak? Jelaskan pada ibumu ini?
Kamu akan dihukum mati dan ibu tidak bisa berbuat apa-
apa?!” kata-katanya yang penuh emosi seketika kutampik
dengan menciumi tangannya.
“Bagaimana bisa seorang ibu yang gagal, tapi berhasil
menemukan kembali anaknya yang hilang?” kataku
sambil tersenyum memandang wajahnya.
Tanganku menyeka bekas air mata yang masih
membasahi kedua kantung mata serta pipinya.
“Jadi ibu harus bagaimana, nak?” katanya dengan putus
asa.
Aku menatapnya sejenak.
“Ikhlaskan aku, bu,” kataku sambil segera turun dari
kursiku, bersimpuh dengan kedua lututku di hadapannya.
236

