Page 27 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 27

Dengan pontang-panting, ia masih berusaha berjalan,
            meski lebih mirip zombie di film-film Barat.

                    Ia terus menggerutu, merasakan dirinya adalah orang

            paling apes di dunia. Akhirnya, ia menyerah. Kakinya kram,
            membuat keseimbangannya hilang dan akhirnya ambruk di
            trotoar. Ia menjerit kesakitan di tengah hujan yang begitu deras,

            bersama nasib malang yang ia alami malam itu.

                    Demikianlah, hingga akhirnya tukang becak menolongnya
            dan membawa Amir ke warung angkringan terdekat, bersama
            para tukang ojek pengkolan yang sepi penumpang, dan suara

            atap terpal yang dihujani air mata malaikat malam itu. Ah, sialnya.

                    Di  dalam  tenda  beratap  terpal  berwarna  biru  itu,  Amir
            terus menggerutu. Ia mengeluh. Bicara ngalor-ngidul bahwa ia
            manusia paling apes hari itu, bahwa ia mungkin akan dihukum

            setelah kejadian ini. Dalam laptop yang dijambret itu, ada laporan
            audit beberapa lembaga negara yang belum ia selesaikan.
            Mungkinkah jambret tadi suruhan orang untuk menghilangkan
            jejak  korupsi?  Mungkinkah  ia  sedang  dikerjai  para  penguasa.
            Ah. Sudah hampir setengah jam, ia tak berhenti bicara dengan

            menggebu-gebu.

                    “Oh, jadi Mas ini kerjaannya kayak  nangkep-nangkepin
            koruptor gitu,” tanya salah seorang tukang ojek kepada Amir,
            memotong pembicaraan.







                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  15
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32