Page 31 - LAYOUT_KUMPULAN_CERPEN_160222_Neat
P. 31

“Duh, buat Mas-nya gratis aja. Itung-itung saya nolongin
            orang, masa iya harus pamrih juga.”

                    Amir semakin heran. Seakan tak percaya. Dalam kesusahan

            yang di alaminya malam itu, ternyata masih banyak orang baik.
            Dan yang lebih ironis, orang-orang baik ini justru nasibnya
            sangat memprihatinkan. Di luar rumahnya, di luar gedung

            mewah tempatnya bekerja, ada sekat tebal yang mengaburkan
            pandangan orang-orang besar terhadap kenyataan perih di
            jalanan.

                    “Ayo, Mas, biar kasusnya cepat di urus, biar Mas-nya bisa

            kerja lagi,” tukang becak itu kembali memecah lamunan Amir.

                    Ketika hendak naik becak, terdengar suara anak kecil
            memanggil tukang becak dengan panggilan  Bapak. Mereka
            menengok. Amir  mengenalinya.  Anak  itu  membawa  kantong

            plastik yang rupanya berisi martabak, sudah basah dan hancur,
            tak layak dimakan. Tak salah lagi, ia adalah teman si penjambret
            tadi. Tatapan Amir kosong, hanya terbengong. Sementara anak
            itu juga menatap  Amir seolah tak percaya. Badannya sedikit
            gemetar.


                    “Bapak mau ke kantor polisi.”

                                                 Wonogiri, 10 November 2021

                                                                * Ahmad Efendi Yunianto
                                                   Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
                                                      Juara I Lomba Penulisan Cerpen BPK
                                                      Kategori Umum/Mahasiswa/Pelajar



                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  19
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36