Page 74 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 74
Satu tendangan dari salah satu oknum polisi mampu
menjebol pintu kantor desa yang tertutup rapat.
“Angkat tangan! Kalian semua sudah dikepung!” titah
seorang anggota polisi dengan gagahnya.
“Aku selamat,” ucap Firman dalam hati. Ia menghirup
udara kebebasan.
Preman-preman sangar itu tak berkutik. Mereka yang bisa
bertekuk lutut mematuhi perintah sang polisi. Beberapa polisi
masuk menggeledah seisi ruangan, yang lainnya memborgol
tangan para preman dan menggiring mereka ke mobil patroli.
Tidak hanya mereka, Pak Is juga ikut tertangkap. Tatapannya
penyimpan dendam pada Firman.
“Awas kamu, ya!” ucapnya mengeraskan rahang.
“Saya pelakunya, bukan anak ini,” Pak Agung tiba-tiba
muncul.
Kehadiran Pak Agung membuat Pak Is menundukkan
wajahnya. Ia tau bersalah. Pak Is digiring masuk ke mobil patroli
berkawan dengan preman-premannya.
“Ba..Pak,” Firman terharu akan kedatangan Pak Agung.
Pak Agung langsung meraih tangan Firman dan berjabat
tangan dengannya, “terima kasih, Man. Karena kamu mau
membantu saya,” “Maksud bapak?” Firman kebingungan.
62 Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”