Page 155 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 155
“Kira-kira itu nanti bakal ditanyakan nggak ya?” tanya
Anggi gelisah.
“Coba posisikan diri kita sebagai mereka. Kalau aku sih
pasti bakal tanya soal itu,” jawab Dewi. “Terus gimana dong?”
tanya Mila panik.
“Udah, tenang. Jangan panik. Bagaimana pun human
error memang tak bisa terhindarkan. Kalau memang kita salah,
ya sudah kita akui. Jangan mengelak!” sambung Dian.
“Aku setuju. Lagi pula menurutku itu hanya kesalahan
kecil, ya meskipun itu bisa masuk kategori kelalaian juga. Yang
terpenting kita semua nggak pernah bermain-main dengan
uang” lanjutku.
Hari itu kegiatan zoom meeting dilakukan pada pukul dua
siang. Kami berlima memilih untuk berkumpul di satu ruangan.
Sejak pagi, aura ketegangan sudah memenuhi ruangan ini. Mila
bahkan sampai bolak-balik ke kamar mandi saking gugupnya.
“Bismillah, semangat Mil, Nggi. Nanti kita bantu sebisanya”
kata Dewi berusaha menenangkan. Mila dan Anggi tampak
begitu tegang di kursinya. Telapak tangan mereka bahkan
berkeringat dingin.
Ruangan mendadak hening saat zoom meeting dimulai.
Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK” 143