Page 37 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 37

Perjalanan Ekky terasa begitu panjang. Di sela-sela waktu
            menunggu penerbangan berikutnya, dia terus memantau

            kondisi ibu melalui pesan dengan kakaknya. Ternyata ibu sudah
            masuk ICU dan siang itu segera dilakukan pemasangan selang
            sonde. Ibu semakin hilang kesadaran. Ekky semakin ingin segera
            bertemu dengan ibu. Apa daya, dia harus bersabar menempuh
            jalur penerbangan yang berliku-liku untuk sampai ke kampung

            halamannya.

                    Dia ingat, anggota timnya ada yang menyarankan dia
            untuk melapor terlebih dahulu kepada atasannya, dalam hal
            ini Pengendali Teknis dan Penanggung Jawab. Ekky juga sadar,

            posisinya yang masih dalam masa penugasan di lapangan
            seharusnya tidak boleh digunakan untuk pulang. Tapi dia merasa
            ini kondisinya sangat darurat. Ini menyangkut orang yang paling

            penting baginya, ibunya. Dia tidak mau ambil pusing dengan
            masalah birokrasi. Dia langsung putuskan untuk segera pulang,
            tidak peduli risiko apa pun yang akan diterima. Untunglah tiga
            anggota timnya dapat memahami. “Mas Ekky tenang aja, kami
            akan terus melanjutkan kerja sesuai pembagian tugas,” kata

            Satya, anggota timnya.

                    Dan perjalanan yang seolah tiada akhir itu hampir
            mencapai tujuan. Ekky tiba di Bandara Ahmad  Yani di Kota
            Semarang  pukul  16.30  WIB.  Setelah  memesan  taksi  bandara,

            Ekky mulai melaju ke Kendal. Dia tidak mau membuang banyak
            waktu.




                                               Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”  25
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42