Page 38 - BUKU KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 38

Dia langsung menuju ke RSUD dr Soewondo dan tiba
          sekira pukul 19.00 WIB.

                 Dia disambut oleh kakak laki-laki dan dua orang adik

          perempuannya. Mereka menganjurkan Ekky untuk mencuci
          tangan dan mencuci muka dulu sebelum menengok ibu. “Mas
          Ekky,” kata Eni, adik perempuannya, “Ibu kondisinya ndak sadar.

          Mas Ekky yang sabar ya. Nanti Mas Ekky coba bicara aja sama ibu.
          Semoga ibu mendengar suara Mas Ekky.”

                 “Ekky,” kata Erfian, kakaknya.  “Hanya satu orang yang
          boleh masuk ICU. Aku sudah bilang sama perawat supaya kamu

          boleh masuk. Nanti kamu pakai pakaian APD untuk masuk ke
          ICU, dan pakai masker. Ndak boleh lama juga.”

                 “Baik, Mas Ian,” kata Ekky.

                 Selanjutnya Ekky mengikuti prosedur untuk masuk
          ke ruang ICU dengan menggunakan alat pelindung diri dan

          melepas alas kaki untuk diganti dengan alas kaki khusus. Ekky
          pun masuk ke dalam ICU. Subhanallah, batin Ekky berseru. Dia
          melihat ibu dalam balutan pakaian pasien sedang terbaring

          lemah di atas tempat tidur. Matanya terpejam. Masker oksigen
          menutupi hidung dan mulutnya. Selang sonde tampak menjulur
          dari hidungnya. Bedside monitor berada di ujung tempat
          tidur dengan kabel-kabel yang tampak terhubung ke tubuh
          ibu.  Oxymeter menjepit jari telunjuk tangannya, selang infus

          terhubung dari punggung tangan kanannya dengan tabung




          26    Kumpulan Cerpen “Aku dan BPK”
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43