Page 12 - E-LKPD PERUBAHAN LINGKUNGAN X SMA.cdr
P. 12
E-LKPD Berbasis PBL
Orientasi Masalah
Bacalah wacana dibawah ini dengan seksama!
Gambar: Penambangan aktivitas tambang emas ilegal di Kawasan
Hutan Lindung Sungai Batanghari Kabupaten Solok Selatan
Hutan menjadi salah satu tonggak penting dalam kelangsungan hidup manusia. Rusaknya
hutan juga akan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia hingga flora dan fauna. Kerusakan
hutan yang terjadi di Sumatera Barat, tak hanya merusak lingkungan, tapi juga membawa bencana
turunan yang memakan korban jiwa. Data dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi
merinci, lebih dari separuh wilayah Provinsi Sumbar merupakan kawasan hutan, yakni seluas
2.286.883 hektare atau 52 persen. Hingga 2021 luas tersebut menyusut menjadi 41 persen atau
1.744.549 hektare. Sejumlah aktivitas manusia menjadi penyebab berkurangnya tutupan hutan di
Sumbar, seperti pertambangan emas ilegal dan pembalakan liar. "Tambang emas ilegal biasanya
terjadi di sungai utama atau pun sungai kecil dalam kawasan Area Penggunaan Lain (APL) dan
hutan lindung," Direktur KKI Warsi, Rudi Syaf beberapa waktu lalu di Padang. Penambangan
emas ilegal tersebut, lanjutnya mengakibatkan kerusakan hutan dan lingkungan serta timbulnya
bencana longsor di sekitar kawasan tambang. Sepanjang 2021, terhitung tiga kali terjadi longsor di
kawasan tambang emas di Dharmasraya dan Solok Selatan. Atas kejadian tersebut, 14 orang
meninggal karena tertimbun longsor dan 14 orang mengalami luka-luka, 40 orang ditangkap, dan
4 dompeng serta peralatan tambang lainnya diamankan.
Selain penambangan emas ilegal, pembalakan liar juga menjadi penyebab rusaknya hutan
di Sumbar. Warsi mencatat, pemabalakan liar terjadi di Solok Selatan, Dharmasraya, dan Pesisir
Selatan. "Pada 2021 sebanyak empat orang ditangkap dan 313 batang kayu balok diamankan,"
kata Rudi. Kemudian bencana longsor terjadi 8 kali sepanjang 2021, di antara Padang Pariaman,
Dharmasraya, Bukittinggi, Agam, Payakumbuh, dan Solok. Dampak dari bencana tersebut 9
orang meninggal dunia, 3181 rumah terendam banjir, 6 rumah rusak, dan 1 jembatan ambruk.
Rusaknya hutan akibat aktivitas manusia itu, juga mengakibatkan terjadinya konflik satwa dengan
manusia. Satwa liar masuk ke perkebunan dan pekarangan warga yang juga melibatkan hewan
ternak.
12 2 2 2 2
Perubahan Lingkungan 10
8
8