Page 81 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 81
juga terbatas jumlahnya, sehingga seringkali tidak mampu berbuat
banyak apabila diantara parasit tersebut sudah masuk ke dalam sel.
Untuk itu, perlu adanya suatu respon imun berperantara sel dari respon
rangsangan tanggap kebal. Pada respon ini, Sel T akan berinteraksi
dengan antigen toksoplasma dan melepaskan limfokin yang mampu
merangsang aktifitas sitotoksik makrofag. Dengan demikian lisosom
sebagai penghalang akan dihancurkan secara intraseluler (Tizard,
1996).
Banyak penelitian sudah dilakukan untuk mengidentifikasi
antigen-antigen yang dapat digunakan dalam mendiagnosa dan
mencari kandidat vaksin untuk toksoplasmosis. Penelitian-penelitian
tersebut umumnya dilakukan pada toksoplasmosis manusia (Strain
RH), sedangkan pada hewan masih sangat sedikit penelitiannya.
Namun demikian banyak penelitian tersebut mengalami kegagalan
karena kerumitan susunan membran toksoplasma yang berkaitan
dengan banyaknya komponen protein antigen dalam hubungannya
dengan diagnosa, kekebalan dan respon imun hospes. Seperti
diketahui, masalahmasalah inilah merupakan bagian awal dalam
memahami imunologi infeksi Toxoplasma gondii.
Kerumitan dari susunan membran toksoplasmosis berkaitan
dengan banyaknya komponen protein antigen dalam hubungannya
dengan diagnosa, kekebalan dan respon imun hospes, merupakan
bagian awal dalam memahami imunologi infeksi Toxoplasma gondii.
Pada mulnya, diduga ada 4-5 macam antigen yang terdapat pada
permukaan parasit. Diantara ke-empat antigen tersebut beberapa
diantaranya memiliki komponen glikiporotein (Hughes et al, 1982).
Selanjutnya, dengan menggunakan teknik yang lebih sensitif seperti
Westernblot dan lektin yang dilabel radioaktif, menunjukkan adanya
aktifitas spesifik dari karbohidrat pada infeksi akut (Sharma et al.,
1983). Selain itu, sejumlah antigen yang spesifik terhadap stadium-
stadium pada toksoplasma juga telah dikarakterisasi. Antigen
72 Toksoplasmosis pada Hewan