Page 15 - C:\Users\User\Documents\Flip PDF Corporate Edition\E-Modul Fadlu (1)\
P. 15
Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang
Sri Jayanasa, sebagaimana tercatat dalam Prasasti
Kedukan Bukit, yang menyebutkan bahwa kerajaan
ini resmi berdiri pada 16 Juni 682 M. Prasasti
tersebut menggambarkan perjalanan suci atau
ekspedisi militer yang dipimpin oleh Dapunta
Hyang bersama ribuan pengikutnya untuk
memperluas wilayah kekuasaan Sriwijaya. Selain
Prasasti Kedukan Bukit, sejumlah prasasti lain
seperti Talang Tuo, Kota Kapur, dan Telaga Batu
juga memberikan informasi berharga mengenai
kejayaan serta sistem pemerintahan kerajaan ini
(Sholeh, 2017).
Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta, di
mana "Sri" berarti bercahaya, keberuntungan, atau
kemakmuran, sementara "Vijaya" memiliki arti
kemenangan. Kombinasi kedua kata ini
melambangkan kejayaan, kekuatan, serta dominasi
Sriwijaya dalam aspek politik, ekonomi, dan
kebudayaan di wilayah Nusantara. Kejayaan
Sriwijaya tidak hanya terlihat dari kekuatan
militernya yang mampu menguasai daerah
sekitarnya, tetapi juga dari perannya sebagai pusat
pendidikan agama Buddha Mahayana yang menarik
perhatian para pelajar dan biksu dari berbagai
belahan dunia, termasuk India dan Tiongkok
(Widodo, 2022).
15