Page 32 - C:\Users\User\Documents\Flip PDF Corporate Edition\E-Modul Fadlu (1)\
P. 32

1.5. Rangkuman



        Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M di sekitar Sungai
        Musi, Palembang, dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa sebagai

        pendirinya  pada  16  Juni  682  M,  sebagaimana  tercatat  dalam
        Prasasti  Kedukan  Bukit.  Nama  "Sriwijaya"  berasal  dari  bahasa
        Sanskerta  yang  berarti  kemakmuran  dan  kemenangan,
        mencerminkan kejayaan kerajaan ini. Berkat lokasinya yang
        strategis  di  tepi  Sungai  Musi  dan  dekat  dengan  Selat  Malaka,
        Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan utama yang
        menghubungkan India dan Tiongkok. Posisi ini memungkinkan
        kerajaan  untuk  mengendalikan  jalur  perdagangan  serta
        berperan  dalam  penyebaran  agama  Buddha  di  Asia  Tenggara.
        Sriwijaya  mengalami  kemajuan  dalam  teknologi  maritim
        dengan memiliki armada laut yang tangguh untuk melindungi
        wilayahnya  serta  mengawal  kapal  dagang  agar  terhindar  dari
        ancaman bajak laut.
        Kerajaan  ini  menerapkan  dua  strategi  utama  dalam  sistem
        maritimnya,  yaitu  Sea  Power,  yang  menitikberatkan  pada
        kekuatan ekonomi maritim, dan Naval Power, yang terdiri dari
        pasukan      laut     bersenjata      untuk      mempertahankan
        kedaulatannya.  Kejayaan  Sriwijaya  juga  didukung  oleh

        kekayaan  sumber  daya  alam,  seperti  rempah-rempah,  kayu
        cendana, kapur barus, emas, timah, dan damar, yang menjadi
        komoditas  utama  dalam  perdagangan.  Sektor  kehutanan,
        pertanian  (terutama  padi),  dan  pertambangan  berkontribusi
        besar dalam mendukung ekonomi kerajaan.








                                                                               32
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37