Page 39 - E-MODUL IPA PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
P. 39

z


               Besar  Ridwan  Jamil  mengatakan  kebakaran  lahan  tersebut  terjadi  sejak  dua  bulan  lalu.  Pihaknya

               menduga penyebab kebakaran dipicu tindakan warga yang membuka lahan dengan cara membakar
               lahan.  "Namun,  hingga  kini,  kami  tidak  pernah  mendapatkan  pelakunya,"  ujarnya.  Hujan  yang  tak

               pernah  turun  di  kawasan  itu  ditambah  embusan  angin  yang  cenderung  kencang  memperparah
               kebakaran. Sebelumnya, kata Ridwan, kebakaran hanya terjadi di empat titik di sekitar Taman Hutan

               Raya (Tahura) Pocut Meurah Intan seluas sekitar 35 hektar. Namun, seminggu ini, kebakaran meluas
               menjadi sekitar 100 hektar. Minggu, 9 Oktober 2016 petang, api kembali menyala. "Kami terus berusaha

               memadamkan api yang kembali melalap perkebunan tanaman muda dan hutan pinus di sekitar tahura
               itu,"  ucapnya.  Kepala  Tahura  Pocut  Meurah  Intan  Muhammad  Daud  mengatakan,  kebakaran  terus

               berulang terjadi dua bulan ini. Api yang sudah dipadamkan akan muncul lagi beberapa hari kemudian.
               Selain menyebabkan tanah menjadi kritis, kebakaran yang berulang itu mengancam flora dan fauna di

               tahura. Hingga kemarin, sudah 5 hektar lahan di tahura terbakar. "Padahal, tahura ini menjadi tempat

               tinggal sejumlah satwa langka, seperti burung rangkong. Tahura ini juga banyak ditumbuhi pohon pinus
               yang sangat penting sebagai pencegah lahan kritis dan sebagai paru-paru lingkungan sekitar," kata

               Daud. Daud berharap pemerintah memberikan fasilitas untuk memadamkan kebakaran di tahura agar
               kebakaran cepat dapat dipadamkan.


               Sumber:https://regional.kompas.com/read/2016/10/11/18310021/kebakaran.lahan.di.aceh.besar.melu
               as?page=all

           Bacaan 2

                                Warga Subang Keluhkan Pencemaran Limbah Pertamina












                               Sumber: wordpress.com          Sumber: republika.co.id



               Gambar 2. 5 Ilustrasi keadaan pemukiman desa sebelum dan sesudah terkena dampak asap hitam dampak
                                                      pengeboran gas
               Proses  pengeboran  gas  oleh  PT  Pertamina  (Persero),  di  Desa  Cidahu,  Kecamatan  Pagaden  Barat,

               menuai protes. Sebab, pengeboran itu berdampak pada pencemaran limbah udara. Akibatnya, warga
               desa tersebut banyak yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Anggota Badan

               Permusyawaratan Desa (BPD) Cidahu, Syamhir Nurzaman, mengatakan, sejak 15 tahun yang lalu, PT
               Pertamina (Persero) melakukan pengeboran gas di desa ini. Sejak saat itu juga, udara di desa tersebut

               tercemar limbah. Bahkan, semakin parah akhir-akhir ini. "Udara tak sedap itu tercium sepanjang hari,"



                                                          38
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44