Page 99 - Buku SKI X MA
P. 99

1.  Perang Shiffin

                           Akhir  masa  pemerintahan  Ali  bin  Abi  Thalib  diwarnai  dengan  serangkaian

                      pemberontakan.  Ikhwal  muncul  pemberontakan  berasal  dari  ketidakpuasan
                      sekelompok masyarakat atas sikap Ali bin Abi thalib terhadap para pembunuh Usman

                      bin Affan. Dari peristiwa itu muncullah perang Jamal yang diprakarsai oleh beberapa
                      sahabat diantaranya Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awam dan juga Aisyah Ra..

                      Perang Jamal berakhir dengan damai.

                           Kebijakan Ali bin Abi Thalib yang mengganti beberapa gubernur yang diangkat
                      oleh  Usman  bin  Affan  sedikit  banyak  menimbulkan  gejolak  di  beberapa  wilayah.

                      Muawiyyah  sebagai  gubernur  Syam  waktu  itu  termasuk  yang  terkena  imbas  dari
                      kebijakan Ali bin Abi Thalib, Muawiyah tidak mau melepaskan jabatannya sebagai

                      Gubernur  Syam  sebelum  Ali  bin  Abi  Thalib  menghukum  para  pembunuh  Usman.
                      Sementara Ali bin Abi Thalib sebagai seorang khalifah menganggap berhak memecat

                      Muawiyah  dan  belum  saatnya  menghukumi  para  pembunuh  Usman  dengan  alasan

                      meredam gejolak umat Islam yang sedang dalam masa transisi.
                           Masing-masing  pihak  bersikukuh  dengan  sikapnya,  hingga  muncullah  perang

                      Siffin. Perang Siffin sendiri berlangsung selama beberapa hari pada bulan Dzulhijjah

                      tahun 36 H. dan pada saat pasukan  Ali bin Abi Thalib  yang dipimpin oleh Aystar
                      mulai menampakkan tanda-tanda kemenangan, muncullah beberapa orang dari pihak

                      Muawiyyah mengangkat Mushaf Al-Qur‟an sebagai tanda perdamaian.

                    2.  Tahkim

                              Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya pasukan Ali bin Abi Thalib

                      menerima  tawaran  damai  tersebut  dengan  pertimbangan  agar  tidak  bertambah  lagi
                      korban  berjatuhan  dari  kedua  belah  pihak.  Kedua  belah  pihak  bersepakat  untuk

                      mengembalikan  keputusan  kepada  kitabullah  dan  menunjuk  utusan  masing-masing

                      pihak untuk mengadakan perundingan.
                              Dari pihak Ali bin Abi Thalib ditunjuklah Abu Musa al-Asy‟ari dan dari pihak

                      Muawiyah  ditunjuklah  Amr  bin  Ash.  Mereka  bersepakat  dengan  sebuah  perjanjian
                      Tahkim  yang  salah  satu  keputusannya  adalah  sepakat  untuk  genjatan  senjata  dan

                      memutuskan untuk mengembalikan persoalan umat kepada kitabullah.
                              Ketika  tiba  saat  yang  ditentukan  kedua  belah  pihak  berkumpul  untuk

                      memutuskan  perdamian  dikalangan  umat  Islam,  dengan  masing-masing  kubu

                      membawa  400  pasukan.  Mereka  berkumpul  disebuah  tempat  bernama  Daumatul
                      Jandal, tepatnya di Adzruh.  Abu Musa Al-Asy‟ari diberi kesempatan oleh Amr bin



                                                            SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X  85
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104