Page 4 - Renungan El Bethel - Desember 2022
P. 4
A
A
CIT
URAN SUK
UKURAN SUKACITA
UK
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun
mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
2 Korintus 8:2
Bacaan: 2 Korintus 8:1-15
unia merumuskan bahwa ketika kita menerima apa yang kita inginkan merupakan sebuah
kebahagiaan. Tidak jarang jika menemukan orang yang bahagia atau senang ketika dalam
Dkondisi menerima uang banyak, dapat makan makanan yang enak, mendapatkan promosi
jabatan di tempat kerja, atau mendapat hadiah dari teman dan lain sebagainya. Senang atau
bahagia merupakan kondisi hati yang wajar dialami oleh setiap manusia. Namun akan menjadi
hal yang tidak wajar ketika kebahagiaan diukur dari apa yang kita terima.
Saat kita ikut dalam standart bahagia yang diartikan oleh dunia, maka kita telah salah menggunakan
dasar ukuran sukacita kita. Dalam bahasa Inggris bahagia diartikan “Happy” (yang datang dari jiwa/
perasaan manusia itu sendiri) dan sukacita diartikan “Joy” (yang datang dari Roh Allah). Standart
dunia adalah kebahagiaan dari apa yang kita terima dari keinginan kita, standart surga adalah
kebahagiaan dari apa yang kita terima dari Bapa di Surga. Manusia akan dengan mudahnya
mengatur apa yang dia inginkan, dan jika itu gagal maka hal itu akan membuatnya frustasi atau
stress. Sedangkan kebahagiaan yang Allah berikan mungkin yang datang bukan hal yang nyaman
bagi kita secara pribadi, misal disindir, mendapatkan masalah di rumah atau tempat kerja, dsb.
Hal itu jelas nampak bukan berupa hal yang menyenangkan secara jasmani. Namun, waktu kita
tidak menganggap lagi hal yang menyenangkan atau yang membuat nyaman itu merupakan
sebuah ukuran agar kita dapat mengalami sukacita, disanalah kita ada dalam track yang tepat.
Kekayaan bukanlah sebuah jaminan orang dapat mengalami sukacita. “Katanya kepada mereka
: “Berjaga – jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah – limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannya itu.” (Lukas 12 :
15). Jika kekayaan atau sebuah ambisi merupakan ukuran sukacita kita maka sukacita itu bukanlah
sebuah sukacita yang kekal atau bisa disebut sebuah kebahagiaan yang sementara.
Jemaat di Makedonia menjadi contoh dimana ketika mereka mengalami penderitaan mereka
tetap bersukacita, bahkan dalam kondisi kekuranganpun mereka murah hati (2 Korintus 8 : 2).
Keadaan buruk sekalipun tidak mempengaruhi apa yang mereka lakukan untuk Tuhan dan orang
lain.
PERENUNGAN
1. Seperti apakah ukuran sukacita dalam kehidupan kita?
2. Dapatkah kita tetap mengalami sukacita di dalam kondisi yang tidak enak atau tidak sesuai
dengan apa yang kita inginkan? JUMAT
3. Apakah suasana di sekitarmu atau kondisi hari – harimu mampu mempengaruhi sukacitamu
dalam Kristus?
JUMAT
DOA
“Bapa, biarlah damai sejahtera dari pada-Mu turun ke atasku. Dan jagai hati dan pikiranku agar
senantiasa dapat bersukacita baik saat aku ada dalam masalah atau saat aku dalam kondisi
Engkau berkati. Amin.” 2 DESMBER 202
(Beatrix Renata) 2
2 DESEMBER 2021

