Page 5 - E-LKPD Bioteknologi Konvensional
P. 5
Donat merupakan makanan kudapan yang terbuat dari tepung terigu
dengan bentuk seperti cincin. Saat ini donat tidak lagi sekedar makanan sumber
energi, dengan adanya modifikasi atau penambahan bahan lain dapat juga
sebagai sumber zat gizi lain yang sangat diperlukan tubuh. Donat juga dapat
ditambahkan berbagai vitamin, mineral, serat pangan, prebiotik, dan komponen
bioaktif lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Dengan kemajuan teknologi,
donat dapat menjadi makanan yang enak, bergizi, berpenampilan menarik, serta
bermanfaat bagi kesehatan (Anugrah & Suryani, 2020).
Modifikasi yang dapat diaplikasikan dengan menambahkan bahan pangan
lokal yaitu labu. Labu kuning/pumpkin (Cucurbita moschata Duschenes) dikenal
juga dengan nama waluh (Jawa), labu parang (Jawa Barat), labu merah dan labu
manis (Sudarto, 2000: 11). Labu kuning merupakan salah satu bahan pangan
lokal yang memiliki nilai gizi tinggi dan baik bagi tubuh manusia yakni banyak
mengandung beta karoten, vitamin A, serat, vitamin C, vitamin K, dan Niacin
atau vitamin B3. Serta mengandung mineral seperti kalium, zat besi, fosfor,
magnesium dan kalium.
Pembuatan donat melibatkan proses fermentasi oleh mikroorganisme
Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu spesies
khamir yang memiliki daya konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikroba
ini biasanya dikenal dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari
dengan baik. Produk metabolit utama adalah etanol, CO2 dan air, sedangkan
beberapa produk lain dihasilkan dalam jumlah sedikit. Khamir ini bersifat
fakultatif anaerobik. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu 30°C dan pH
4,0-4,5 agar dapat tumbuh dengan baik. Selama proses fermentasi akan timbul
panas. Bila tidak dilakukan pendinginan, suhu akan terus meningkat sehubungan
proses fermentasi terhambat (Khodijah & Abtokhi, 2015).
Selain itu, pada pembuatan roti Saccharomyces cerevisiae berperan
sebagai penghasil gas yang akan mengembangkan adonan agar bentuk roti
menjadi mengembang dan berpori-pori. Saccharomyces cerevisiae mengandung
enzim maltase yang mengubah maltosa menjadi glukosa (Puspita et al., 2020).

