Page 36 - MODUL SKRIPSI
P. 36
Perhatikan Teks Cerpen Berikut!
Menjadi Seorang Dalang
Kakek Ahmad adalah seorang dalang dalam seni pagelaran wayang kulit. Di
desa Bagas, hanya dia satu-satunya yang masih hidup dan masih menekuni
profesinya dibalik pekerjaannya sebagai petani dan pedagang sayuran. Bagas dan
teman-temannya suka sekali bermain ke rumah Kakek Ahmad sambil mendengar
ceritanya tentang para tokoh pewayangan.
Suatu hari di sekolah, mereka akan berpartisipasi mengikuti festival seni
budaya bersama sekolah lainnya, sehingga kegiatan belajar diganti dengan latihan
persiapan untuk mengikuti festival seni budaya. Banyak sekali anak-anak dari kelas
lain di sekolah Bagas yang sibuk untuk latihan dengan banyak pertunjukkan yang
akan mereka bawa, kelas Bagas mendapat bagian untuk memberikan pertunjukan
seni wayang kulit. Maka sepulang sekolah, Bagas dan teman-temannya segera
pergi ke rumah Kakek Ahmad lalu menceritakannya kepada pria tua tersebut.
Setelah mendengar cerita mereka, Kakek Ahmad merasa senang bisa mengajarkan
seni wayang kulit kepada mereka dan menyuruh mereka untuk datang besok.
Keesokan harinya sepulang sekolah, mereka segera mulai latihan di rumah
Kakek Ahmad, disana Bagas dan teman-teman berusaha untuk mempelajari apa
yang Kakek Ahmad ajar guna mempersiapkan untuk tampil di festival seni budaya
nanti. Bagas mendapat bagian menjadi dalangnya dalam pertunjukan wayang kulit.
Selama seminggu mereka latihan di rumah Kakek Ahmad, bahkan teman
bagas yang perempuan ikut hadir dan akan menjadi sindennya. Akan tetapi
menjelang festival, mereka mendapat kabar kalau Kakek Ahmad masuk rumah sakit
akibat tertabrak mobil saat pulang dari pasar dan mengalami patah tulang di lengan
dan kaki kirinya.
“Bagas, bagaimana ini? Kita nggak bisa latihan kalau Kakek Ahmad tidak ada?”
Tanya Danu. Semua yang berkumpul di rumah Kakek Ahmad juga punya
pertanyaan yang sama.
Bagas diam sejenak sambil memikirkan sebuah solusi sampai akhirnya dia berseru.
“Aku punya ide! Bagaimana kalau kita tetap latihan seperti biasanya, anggap saja
Kakek Ahmad ada disini. Kalian masih ingat kan dengan ilmu yang sudah Kakek
Ahmad ajar kepada kita!”.
Teman-temannya mengangguk setuju, lantas mereka segera mengeluarkan
peralatan musik tradisional dan kotak besar berisi wayang kulit. Begitu juga dengan
25