Page 11 - Materi Ajar Ekosistem
P. 11
Uraian Materi
3) Oksigen
Oksigen merupakan salah satu faktor abiotik yang harus selalu tersedia. Kecuali
organisme anaerob, semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi. Air juga
mempengaruhi ketersediaan oksigen di lingkungan akuatik dan di tanah yang tergenang,
di mana difusi oksigen yang lambat dalam air dapat membatasi respirasi sel dan proses
fisiologis lainnya. Konsentrasi oksigen bisa sangat rendah di laut dalam dan perairan
danau dalam serta sedimen di mana bahan organik melimpah. Tanah lahan basah yang
terendam mungkin juga memiliki kandungan oksigen yang rendah. Mangrove dan pohon
lainnya juga memiliki akar khusus yang menonjol di atas air dan membantu sistem akar
memperoleh oksigen.
4) Salinitas
Salinitas menentukan bentuk atau tipe dari ekosistem. Berdasarkan kandungan
garamnya, ada tiga jenis ekosistem yaitu ekosistem air asin, ekosistem air tawar, dan
ekosistem air payau dengan cara adaptasi hewan yang berbeda juga. Berdasarkan
perbedaan salinitas, dikenal biota yang bersifat euryhaline dan stenohaline. Euryhaline
adalah organisme yang mampu hidup dan beradaptasi dengan berbagai salinitas dan
dapat hidup dalam air tawar, air laut, dan air payau seperti ikan mujair. Stenohaline
adalah organisme yang hidup pada kisaran salinitas yang sempit. Misalnya ikan yang
hidup di air tawar apabila dipindah ke lingkungan dengan salinitas yang lebih tinggi
(laut) akan mati dan begitupula sebaliknya. Contonhnya ikan karper, tawes, dan ekor
kuning.
5) Sinar Matahari
Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi seluruh kehidupan di bumi yang
menggerakkan sebagian besar ekosistem. Jika terlalu sedikit sinar matahari yang masuk
dapat membatasi distribusi fotosintesis dari spesies. Di dalam hutan adanya naungan
oleh dedaunan membuat persaingan tumbuhan yang sangat intens untuk
memperebutkan cahaya, terutama untuk bibit yang masih tumbuh di dasar hutan. Di
lingkungan akuatik, setiap meter kedalaman air menyerap sekitar 45% cahaya merah dan
sekitar 2% cahaya biru yang melewatinya. Akibatnya, sebagian besar fotosintesis terjadi
relatif di dekat permukaan air. Terlalu banyak cahaya juga dapat membatasi
kelangsungan hidup organisme. Di beberapa ekosistem, seperti gurun, tingkat cahaya
yang tinggi dapat meningkatkan tekanan suhu jika hewan dan tumbuhan tidak dapat
menghindari cahaya atau mendinginkan diri melalui penguapan. Pada ketinggian tinggi,
sinar matahari lebih cenderung merusak DNA dan protein karena atmosfernya lebih
tipis, yang menyerap lebih sedikit radiasi ultraviolet (UV). Kerusakan akibat radiasi UV
dapat menghalangi pohon untuk bertahan hidup di atas ketinggian tertentu, yang
mengakibatkan munculnya garis pohon di lereng gunung.
4