Page 110 - Modul Pelatihan Koperasi
P. 110
B. Partisipasi Anggota
1. Pengertian Partisipasi Anggota
Anoraga dan Nanik (2003) dalam (Farida, 2020) mengatakan partisipasi anggota
merupakan kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak
keanggotaannya secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah
melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka
partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Jika ternyata hanya
sedikit yang demikian, maka partispasi anggota koperasi tersebut dikatakan buruk atau
rendah.
Mutis (2001) Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan
dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai
business entitty dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk mrnggapai manfaat
tertentu melalui partisipasi. Maka dari itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan
tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama,
ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota
(Setianingrum, 2013).
Sartika (2013) berpendapat bahwa partisipasi anggota merupakan peranan para
anggota koperasi selaku pemilik dan pelanggan sangat menentukan jalannya koperasi,
tidak hanya dalam pengurusan kepentingan masing-masing anggota dalam pembagian
(SHU) saja, melainkan hal-hal yang membutuhkan perhatian lebih banyak dari para
anggota guna memajukan atau mempertahankan kondisi usaha koperasi (Ch & Jayyidah,
2019).
Partisipasi anggota menurut Keith Davis (dalam Arsad Matdoan, 2011) bahwa
“participation is defined as an individuals mental and emotional involvement in a group
situation that encourages him to contribute to group goals and share responsibility for
them”. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggota merupakan
keterlibatan mental dan emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang
110

