Page 16 - Modul Pelatihan Koperasi
P. 16
c. Sejarah perkembangan koperasi di Indonesia
1. Zaman Belanda
Pada tahun 1908 Raden Seotomi melalui Budi Utomo berusaha
mengembangkan koperasi rumah tangga tetapi kurang berhasil karena dukungan
dari masyarakat sangat rendah. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan
manfaat koperasi masih sangat rendah. Kemudian sekitar tahun 1913, serikat
dagang Islam yang kemudian menjadi serikat Islam, mempelopori berdirinya
beberapa jenis koperasi industri kecil dan kerajinan, namun juga tidak bisa
bertahan lama. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan,
kurangnya penyuluhan masyarakat, dan miskinnya pemimpin koperasi pada saat
itu.
Setelah itu, perkembangan koperasi di Indonesia menunjukkan tanda-tanda
yang menggembirakan. Study Club 1928, sebagai kelompok intelektual Indonesia
sangat menyadari peranan koperasi sebagai salah satu alat perjuangan bangsa.
Pada tahun 1939, koperasi di Indonesia tumbuh pesat, mencapai 1712 buah, dan
terdaftar sebanyak 172 buah dan anggota sekitar 14.134 orang.
2. Zaman Jepang
Pada masa Jepang ini usaha-usaha koperasi di Indonesia di sesuaikan dengan
asas-asas kemiliteran, usaha koperasi di Indonesia dibatasi hanya pada
kepentingan perang Asia Timur Raya yang dikorbankan oleh Jepang. Akibat
perkumpulan koperasi yang berdiri berdasarkan peraturan Belanda harus
mendapatkan persetujuan ulang dari Suchokan. Dalam perkembangan
selanjutnya, pemerintah Jepang menetapkan suatu kebijakan pemisahan urusan
koperasi dengan urusan perekonomian. Fungsi koperasi dalam periode ini benar-
benar hanya sebagai alat untuk mendistribusikan bahan-bahan kebutuhan pokok
untuk kepentingan perang Jepang dan bukan untuk kepentingan rakyat.
16

