Page 68 - PHB 2023-2024 FIX_merged
P. 68
pendidikan, mengawasi pelayanan pendidikan, menindaklanjuti keluhan saran, kritik dan
aspirasi murid, orang tua, masyarakat.
Jam’iyyah tersebut mengawali dan mengkoordinir acara-acara atau kegiatan yang dapat
mendukung sekolah. Program jam’iyyah diantaranya adalah Program Kerjasama (PK), Program
Mandiri (PM) ,dan Program Partisipasi (PP). Dana jam’iyyah berasal dari iuran para orang tua
murid perbulan dan iuran sukarela. Dana tersebut dapat dipergunakan untuk mendanai
pembelian reward anak di kelas, pengadaan alat dan media pendidikan, mendatangkan/mencari
nara sumber pendidikan atau mengadakan seminar, workshop, pengajian, dll. Sebagaimana kita
ketahui Yayasan Pesantren Islam Al Azhar Jakarta adalah “Lembaga Dakwah, Sosial, dan
Pendidikan” yang berkualitas, terbuka, modern menuju tercapainya Izzul Islam wal Muslimin.
Koordinator Jam’iyyah Al Azhar Jakarta di bawah Dirdikdasmen YPI mengamanatkan agar setiap
organisasi jam’iyyah harus menempatkan nilai-nilai pengabdian dan kejuangan Yayasan
Pesantren Islam Al Azhar, yaitu:
1. Pemersatu umat.
2. Tidak beraviliasi pada aliran dan faham tertentu dalam perjuangan dan pelaksanaan
ibadah.
3. Yayayasan adalah milik umat.
4. Tidak melakukan kegiatan politik praktis.
5. Berdakwah melalui pendidikan (sekolah) dan mendidik dengan berdakwah.
6. Memadukan secara serasi konsep Imtaq dengan Iptek dalam penyelenggaraan pendidikan
formal (sekolah) Al Azhar.
2)Keterlibatan Orang Tua (Parental Involvement)
Berbagai riset dan survei membuktikan, bahwa keterlibatan orang tua dalam proses
pembelajaran anak-anaknya di sekolah akan sangat mendorong peningkatan prestasi akademik
maupun non akademik anak. Bersama sekolah, orang tua harus menjadi mitra dalam pendidikan
anak. Keterlibatan orang tua adalah cara yang murah dan sederhana tapi efektif dalam
meningkatkan kinerja sistem pendidikan.
Mendidik anak bukan sekadar menyekolahkan. Sekolah hanyalah institusi yang
membantu setiap orang tua dalam mendidik anak. Peran orang tua tetap yang utama. Jangan
sampai terbalik, seolah sekolah memegang peran utama, sehingga orang tua bisa lepas tangan
kalau sudah memasukkan anak ke sekolah. Saat anak sudah hadir di kandungan, pasangan orang
tua harus tahu bagaimana ia harus diperlakukan. Salah perlakuan bisa membuat bayi tadi
terancam jiwanya, atau lahir cacat. Saat bayi sudah lahir, maka orang tua harus tahu bagaimana
cara merawatnya. Perawatan diperlukan tidak hanya untuk fisik saja, tapi juga untuk kebutuhan
psikisnya. Demikian pula seterusnya. Orangtua tidak boleh berhenti belajar, guna memenuhi
kebutuhan untuk mendidik anak-anaknya.
Jadi sebenarnya tidak ada istilah tidak bisa dalam mendidik anak kita sendiri. Yang ada
hanyalah tidak mau. Jadikan putra-putri kita besar tidak hanya di aquarium, tetapi di laut yang
luas karena setiap anak adalah teka-teki. Kebutuhan anak adalah kebutuhan akan adanya
seseorang yang berpengaruh, saat anak-anak pulang sekolah jangan hanya menanyakan aspek
akademik saja, tanyakan interaksinya, perasaannya, juga karakter positif apa yang sudah dia
59