Page 15 - Buku 10
P. 15

Jawa melalui APDESI maupun Parade Nusantara menun-
           tut kehadiran UU Desa yang memberikan otonomi desa dan
           dana desa 10% dari total APBN. Berbagai segmen pejuang
           desa yang berbeda itu saling berkumpul, berjaringan, ser-
           ta bertukar pikiran dalam memperjuangkan kelahiran UU
           Desa.

              Pada tahun 2005,  pemerintah dan DPR  mengambil
           kesepakatan memecah UU No. 32/2004 menjadi tiga UU:
           UU Pemerintahan Daerah, UU Pilkada Langsung, dan UU
           Desa. Keputusan  ini semakin  menggiatkan gerakan pada
           pejuang desa. Kemendagri bertinak inklusif, membuka diri
           kehadiran para pegiat desa. Pada tahun 2007, Ditjen PMD
           Kemendagri  menjalin kerjasama dengan  Forum Pengem-
           bangan Pembaharuan Desa  (FPPD) menyiapkan Naskah
           Akademik RUU Desa, yang selesai pada bulan Agustus. Se-
           jak September 2007 Kemendagri menyiapkan naskah RUU
           Desa, yang sudah  berkali-kali dibahas antarkementerian,
           tetapi sampai tahun 2011, belum ada Amanat Presiden. Pa-
           rade  Nusantara terus-menerus  menekan pemerintah  agar
           segera mengeluarkan Ampres dan melakukan pembahasan
           RUU Desa dengan DPR. Pada bulan Januari 2012 Presiden
           mengeluarkan Ampres dan menyerahkan RUU Desa kepada
           DPR, dan kemudian DPR membentuk Pansus RUU Desa.
              Pansus RUU Desa DPR RI menilai  bahwa “Naskah RUU
           Desa versi pemerintah tidak sebagus naskah akademiknya”.
           Karena itu Pansus membuka diri terhadap inspirasi dan as-
           pirasi dari banyak pihak, mulai dari para pakar, pegiat desa
           dan pejuang desa. Kombinasi antara pengetahuan, aspira-



           14                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20