Page 27 - Dio dan Serulingnya_Wena Wiraksih.pdf
P. 27
Untuk
apa?
Alika, dari mana
kamu tahu Untuk mencari
tentang Abah? tahu apa yang
mengganggu
pikiranmu agar
kelompok kita
bisa tampil
dengan baik
seperti tadi.
Maaf ya,
Aku tahu, kamu Dio. Aku
anak yang pendiam, berinisiatif
tapi belakangn ini seperti
kamu terlihat lebih itu demi
Kemarin aku ke tempatmu dan sering murung. penampilan
bertanya kepada beberapa kelompok
orang tentang kamu. kita.
Benarkah? Aku Aku ikut berduka dengan
Abah-mu pasti bangga, kamu selalu merasa tidak kepergian abah-mu. Selama
bermain seruling sebagus tadi. bisa memainkannya ini kenapa kamu tidak pernah
dengan baik. cerita? Teman-teman tidak
ada yang tahu.
Benar, Dio. Pak
Bibiku sudah mengabarkannya kepada wali kelas. Bibi
Bonar dan teman- juga meminta teman-teman tidak perlu tahu agar aku
teman sampai
tertegun melihatmu. tidak diingatkan lagi tentang Abah.
Kini Dio makin
sering memainkan
seruling. Suara
seruling tidak lagi
membuat Dio sedih
karena teringat
akan ayahnya. Dio
merasa ayahnya
Alika mengerti bahwa kehilangan sudah menemaninya
sosok ayahlah yang membuat Dio dalam setiap nada
selalu tampak murung. yang diembuskannya.
21